The Truth

253 24 0
                                    

Author's Pov

Draion yang sedang menyisir rambut pendeknya menghela napas. Ia meletakan sisirnya, lalu menatap bayangannya di kaca. Hari ini, dia bertekad untuk pergi ke Inggris. Sebenarnya, ia ingin pergi bersama Lela. Namun, temannya itu sedang disibukan dengan tugas lain yang berasal dari kementrian. Mau tidak mau, ia pergi ke Inggris seorang diri.

Draion bangkit dari duduknya, lalu berjalan keluar dari kamarnya tersebut. Ia menghampiri sosok seorang pria tinggi berambut coklat muda yang sedang sibuk menggendong anaknya.

"Hunter," Panggilnya lembut sambil merangkul pria itu.

Pria bernama Hunter itu menoleh. Ia nampak sedikit terkejut melihat penampilan Draion. "Wow, kau rapih sekali pagi ini."

Draion tertawa, "Aku akan pergi ke Inggris hari ini."

"Inggris?" Pria itu mengerutkan dahinya, "Sayang, kenapa kau mengatakannya hal besar secara mendadak seperti ini??"

Draion bergumam sejenak, "Apa... itu terdengar seperti hal besar untukmu?"

"Tentu saja!" Hunter mengusap wajahnya dengan satu jarinya, "Sampai kapan? Apa kau siap untuk terbang selama 20 jam??"

Mendengar ocehan Hunter, Draion hanya bisa mengedipkan matanya beberapa kali. Hingga, saat Hunter sudah selesai mengomel, Draion tertawa.

"Kenapa kau tertawa?!" Sewot Hunter yang merasa kesal dengan respons Draion.

Draion yang sedang tertawa tersenyum, "Sayang, apa kau lupa bahwa aku ini penyihir??"

Kini, giliran Hunter yang mengedipkan matanya.

"Ah?"

"Aku akan kembali malam ini." Draion mencium pipi suaminya tersebut, lalu pergi dengan menggunakan portkey.

•••

Harry dan Helio yang sedang sibuk merapikan rumah dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Mereka berdua bertatapan, ragu dengan siapa yang ada di balik pintu tersebut.

Helio meminta Harry untuk membuka pintu rumah, tapi, Harry menolak dan meminta agar Helio mengabaikan orang tersebut. Tentunya, Helio tidak setuju.

"Hey, kalau yang datang adalah orang dari kementrian, kau ingin jawab apa?" Ujar Harry dengan ketus. "Apalagi, Sirius tidak tau apa – apa tentang hilangnya ibumu."

"Tapi-"

"Sudah, kau diam saja." Potong Harry sambil kembali mengelap kaca lemari yang berisikan piring dan cangkir – cangkir.

Helio tentunya hanya bisa menghela napas dan kembali membersihkan pajangan rak dengan kemoceng yang ia pegang. Sampai, tiba – tiba pintu rumah dibuka secara paksa yang membuat mereka berdua terkejut.

"Harry-!"

"Sst! Berdiri di belakangku!" Harry buru – buru menarik kerah baju Helio dan membawanya ke belakangnya. Harry mengambil tongkatnya, lalu bersiap untuk menodongkannya. Helio yang ada di belakangnya pun juga melakukan hal yang sama walau agak sedikit takut.

Suara pintu tertutup pun terdengar. Mereka berdua semakin bersiaga. Suara langkah kaki yang berat mulai terdengar di penjuru rumah. Langkah kaki yang agak berat, namun santai.

"Harry, Harry, bagaimana kalau itu pelahap-"

"Diamlah, aku butuh konsentrasi!" Sewot Harry yang menyikut pelan Helio.

Helio yang mendengar balasan kakaknya hanya bisa merapatkan bibirnya, lalu kembali mengangkat tongkatnya dan berharap bukan orang aneh yang memasuki rumahnya.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang