Amoretté pov
"Astaga anak ini! Amoretté! Cepat bangun!" Ucap ayahku sambil membuka selimutku.
"Hah ?" Ucapku yang masih setengah sadar.
Ayah memukulku dengan bantal.
"Hari ini jadwal kamu ke Hogwarts! Cepat bersiap!" ucap ayahku sambil membereskan barang - barangku.
"Sekarang jam berapa?" Ucapku sambil mengucek mataku dan mencari jam.
Aku meraih jam, lalu melihat arah kedua jarum jam.
Mataku membesar, "ayah! Ini jam 10 pagi! Keretaku jam 11! Aduhh," ucapku sambil berlari menuju kamar mandi.
"Itu salahmu karena susah di bangunkan!!" Ucap ayahku.
Ini adalah hari pertamaku menuju Hogwarts.
Aku sangat tidak sabar, aku penasaran di House mana kah aku akan masuk.
Aku sangat ingin masuk Hufflepuff, karna pribadi mereka yang terkenal lembut— kecuali ayahku, dia adalah Hufflepuff palsu. Buktinya saja dia membangunkanku dengan memukulku dengan bantal.
Setelah mandi, aku memakai seragam Hogwarts- kemeja putih dengan rompi abu - abu, lalu dasi hitam dan rok berwarna abu - abu.
"Ayah cepat! 15 menit lagi keretanya berangkat!" Ucapku.
"Hah anak ini benar - benar. Ayah kan menyuruhmu untuk mengemasi barang barang semalam, dan kamu tidak melakukannya." Ucap ayahku.
Aku sibuk memakai sepatu, dan berlari menuju meja makan untuk mengambil sarapan.
"Jangan lupa dengan jubahmu anakku," ucap ibuku sambil berjalan ke arahku dan membawakan jubah berwarna hitam. Dibagian dada sebelah kiri terdapat lambang Hogwarts.
"Terima kasih bu," ucapku lalu tersenyum dan mengenakan jubah.
"Ayo!" Ucap ayahku. Dia membawa 2 koper milikku.
"Sayang, tolong bawakan koperku, yang biasa." Ucap ayahku.
Ibuku mengangguk, lalu berjalan ke arah kami.
Ibuku mengandeng tangan ayah, dan aku mengandeng tangan ibuku.
Ayah menggunakan sebuah sendok berwarna hitam sebagai portkey untuk pergi ke stasiun.
••••
Jam menunjukan pukul 11 siang, aku dan kedua orang tuaku sudah berada di stasiun King Cross.
"Ibu akan merindukanmu." Ucapku ibuku, lalu memelukku.
"Aku juga akan merindukan ibu." Ucapku.
"Bawa ini," ucap ayahku sambil memberikan sebuah koper coklat. "Kalau suatu saat nanti kamu merindukan para Creatures,"
"Terima kasih ayah," ucapku sambil memeluk ayahku.
"Jangan nakal, belajar yang benar, jangan buat onar, dan kalau memungkinkan masuklah Ravenclaw." Ucap ayahku.
"Iya iya, lagi pula kenapa sih harus Ravenclaw? Aku dengar harus menaiki tangga yang sangat tinggi untuk sampai ke asramanya." Ucapku.
"Setidaknya kamu tidak akan bolak balik ke dapur dan menghabiskan makanan. Ayah tidak bisa membayangkan kalau kamu masuk Hufflepuff. Pasti banyak murid yang dipulangkan karena mereka kehabisan makanan." Ucap ayahku.
"Jahat!" Ucapku sambil memukul pelan pundak ayahku.
Ayah dan ibuku tertawa.
"Nah, masuk sana, nanti terlambat." Ucap ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fiksi Penggemar"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...