Auror

579 110 2
                                    

Author's Pov

"Kau menolak tawaran kementrian sihir?!!" Seru Molly sambil memukul meja.

Amoretté refleks memegang dadanya karena kaget. "Bisa kau pelankan suaramu??"

"Kau benar - benar membuatku terkejut! bisa - bisanya kau menolak tawaran menjadi auror!" Ucap Molly.

Amoretté memutar bola matanya. "Ya, ya. Memang kenapa?"

"Bukannya kau ingin menjadi auror??" Tanya Lily. "Dulu kau pernah berkata begitu."

Amoretté menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku merubah pikiranku."

Molly menghela napas. "Lalu? apa yang kau ambil?"

"Departemen bagian Magical Creatures." Jawab Amoretté bangga.

Molly memukulnya dengan guluan koran.

"Molly, hentikan!" Seru Amoretté sambil memegangi kepalanya. "Astaga kau ini. Bisa tidak sih, jangan memberi reaksi yang berlebihan?!"

"Reaksi yang berlebihan katamu?" Molly menyilangkan tangannya di depan dada. "Kau, Amoretté, Newton, Scamander, baru saja, menolak tawaran menjadi auror dari kementrian! bagaimana bisa aku tidak memberi reaksi seperti ini?!"

Amoretté membalas ucapan Molly, begitu juga dengan sebaliknya. Lily yang sedang meminum tehnya hanya bisa menatap kedua temannya yang adu mulut.

"Okay, that's enough. Kalian terlihat seperti anak kecil." Lerai Lily.

"Molly yang seperti anak kecil! padahal kau sudah punya anak, kenapa masih bersikap seperti anak kecil?!" Seru Amoretté.

"Apa urusannya dengan anakku?! hey, kau ini ya-" Balas Molly balik sambil terus mengomel.

Lily pun hanya bisa memijit dahinya sambil kembali meminum tehnya.

"Ada apa ribut - ribut begini?" Tanya Remus yang berjalan menghampiri mereka.

"Hey, Remus. Mereka bertengkar karena Amoretté menolak tawaran dari kementrian." Jawab Lily. "Bisa kau lerai mereka?"

Remus mengangkat kedua pundaknya. "Entahlah, mereka terlihat serius sekali. Haruskah dilerai?"

"Yasudah, kita berharap saja tidak ada korban." Balas Lily lalu kembali meminum tehnya.

Setelah puas bertengkar, akhirnya Amoretté dan Molly kembali tenang.

"Sudah?" Tanya Remus yang berdiri di samping kursi Lily.

Mereka berdua mengangguk. "Sudah."

Remus menghela napas, lalu duduk di kursi kosong yang berada di sebelah Amoretté. "So, kenapa kau menolak seluruh tawaran auror mu?"

"Remus, aku kan Sudah bilang kalau aku sudah tidak tertarik dengan auror." Jelas Amoretté.

"Tapi, hampir semua orang menginginkan posisi itu, Amoretté." Ujar Molly. "Mereka berlomba - lomba untuk mendapatkan posisi itu, sedangkan kau? Kau hanya duduk diam dan tawaran - tawaran itu datang padamu."

Amoretté memutar bola matanya. "Dan sekarang banyak juga yang menginginkan posisiku di departemen magical creatures, Molly."

"Ayolah, ini bukan seperti dirimu." Protes Molly lagi. "Jangan bilang padaku kau begini karena Tom?"

"Molly!" Cegah Lily karena Molly mulai bicara sembarangan.

"Apa katamu?" Balas Amoretté yang mulai ketus. "Jangan bicara sembarangan."

"Oh ya? Aku bicara sembarangan?" Lanjut Molly. "Well, lihat dirimu. Kau berusaha keras untuk tidak berurusan dengannya. Tapi, kau merugikan banyak orang."

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang