Marrige

829 83 23
                                    

Author's Pov

Tom merapikan jubahnya begitu dia sampai di kamarnya yang cukup sunyi. Dia meringis pelan karena kepalanya terasa sakit akhir - akhir ini. Semuanya akibat dari Harry yang perlahan - lahan mulai bisa menggunakan penglihatan milik Tom. Harry bisa mengendalikannya, tapi tidak dengan Tom.

Tapi, hal itu bisa dia urus nanti. Ada hal lain yang menurutnya lebih penting, yaitu Amoretté. Wanita itu terbaring di ranjangnya dengan posisi meringkuk. Dia berkeringat dingin, kulitnya memucat, dan nafasnya tidak beraturan. Dia bermimpi buruk.

Tom yang berdiri di samping gadis itu hanya menatapnya datar, lalu melepas jubahnya dan melemparnya asal ke arah sofa yang berada tidak jauh dari tempatnya berada. Setelah itu, dia berjalan ke sisi lain ranjang dan duduk di atasnya. Tom menghela napas begitu tubuhnya menyentuh ranjang, dia benar - benar lelah. Banyak hal yang harus diurus, mulai dari pekerjaannya, hingga pekerjaan para pengikutnya yang menurutnya tidak becus dalam bekerja.

Tom pun kembali melirik Amoretté yang masih bermimpi buruk. Dalam kepalanya dia berpikir, sudah berapa banyak hal buruk yang terjadi pada hidupnya?

Kenapa dia memutuskan untuk kembali padanya, padahal sudah bertahun - tahun Tom meninggalkannya?

Kenapa dia kembali padanya padahal dia sudah memiliki keluarga?

Kenapa dia kembali padanya padahal dia sudah memiliki hidup yang indah?

Tom tersenyum simpul, tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh wanita yang berada di sebelahnya itu. Perlahan, Tom mengulurkan tangannya. Menyentuh rambut coklat Amoretté, dan mengusapnya pelan. Amoretté sempat tersentak, lalu terdiam beberapa saat hingga akhirnya dia terbangun dan menatap Tom terkejut.

"Tom...?" Ucapnya yang masih setengah sadar.

"Aku membangunkanmu?" Tanya Tom yang masih meletakkan tangannya di atas kepala Amoretté.

"Kapan kau kembali? ini jam berapa?" Tanya Amoretté balik yang bangun dari posisinya lalu melihat sekitar.

"Baru saja," Jawab Tom yang melepas tangannya. "Ini sudah dini hari. Kembali lah tidur."

Amoretté tidak menjawab, dia hanya menundukkan kepalanya. Dalam hatinya, dia ingin bertanya, kemana saja Tom pergi sampai - sampai meninggalkannya sendiri di Manor yang berisi dengan orang - orang asing yang membencinya. Tapi, Amoretté tidak sanggup untuk menanyakan pertanyaan - pertanyaan tersebut pada Tom, entah kenapa.

Tom yang menyadari perilaku Amoretté memiringkan kepalanya. "Ada yang mengganggumu?"

"Ah?" Amoretté kembali menatap Tom. "Tidak... tidak."

Tom mengangguk pelan. "Baguslah. Besok pagi, kau ingin pergi bersamaku?"

"...Tentu," Jawab Amoretté dengan sedikit senyum di bibirnya.

Tom pun membalas senyumannya. Dia sedikit senang karena kembali melihat senyum Amoretté. "Tidurlah, besok aku akan membangunkanmu."

Amoretté mengangguk pelan, lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang. "Um, kau akan tidur di sini?"

"Tentu saja. Apa itu masalah untukmu?" Balas Tom yang bangun dari posisinya lalu mengambil selimut yang tergeletak di ujung ranjang. Setelah itu, dia menyelimuti Amoretté yang sudah kembali meringkuk di ranjang.

"...Tidak," Ujar Amoretté dengan setenang mungkin. Padahal, dia merasa gugup karena kembali seranjang untuk yang pertama kalinya bersama Tom.

Tom merebahkan dirinya, bernapas lega karena akhirnya dia bisa beristirahat. "Kuharap, kau tidak bermimpi buruk lagi."

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang