Diggory

637 89 7
                                    

Author's Pov

"Tapi, kalau sudah terang - terangan begini, mana bisa kita tetap santai dalam menyusun rencana!" Protes Remus.

"Saya tau, Remus. Tapi, kita sama sekali tidak bisa gegabah." Balas Kingsley. "Cobalah bersabar-"

"Mana bisa aku bersabar!" Potong Remus kesal. "Tom menyerang tempat berkemah, dan di sana banyak anak - anak!"

"Remus, tenangkan dirimu." Ucap Professor Dumbledore.

"Tapi, sir-"

"Kami akan segera menemukan solusinya, kau tenang saja." Lanjut Professor Dumbledore. "Bukannya kau sempat melihat orang itu, Amoretté?"

Semua orang menatap Amoretté yang sedang tenggelam pada pikirannya.

Dia cukup lelah beberapa hari ini, banyak kabar buruk yang berdatangan padanya. Seperti Harry yang tiba - tiba mengikuti turnamen Triwizard, pekerjaannya yang menumpuk, dan sekarang ini.

Banyak sekali hal yang harus dia kerjakan.

"Amoretté?" Panggil Dumbledore.

Amoretté tetap tidak membalas, dia sibuk memikirkan tentang Harry.

"Hey," Remus pun menepuk pundaknya.

"Hm?" Balas Amoretté yang tersentak. "A-ada apa?"

"Professor Dumbledore bertanya padamu." Jawab Remus.

"Oh. Maaf, aku tidak memerhatikan." Ucap Amoretté.

"Tidak apa, Amoretté. Sepertinya beberapa hari ini kau memang sedang sibuk ya?" Tanya Dumbledore.

Amoretté mengangguk pelan. "Lumayan. Jadi, apa yang professor tanyakan pada saya?"

"Kau sempat lihat orang yang berada di perkemahan saat pertandingan quidditch?" Tanya Dumbledore.

"Oh, itu," Amoretté mencoba untuk mengingat - ingat. "Dia agak tinggi, rambut coklat pendek, saya tidak bisa melihat wajahnya karena gelap."

Mereka yang berada di ruangan itu mengangguk.

"Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau kita sambung pembahasan ini besok? ini sudah cukup larut." Ucap Dumbledore.

Mereka semua setuju, lalu mulai berpamitan dan pergi dari rumah Sirius dan Amoretté.

Menyisakan Amoretté, Sirius, dan Dumbledore.

Amoretté menyandarkan tubuhnya ke bangku sambil menghela napas.

"Kau baik - baik saja?" Tanya Sirius sambil meraih tangan Amoretté.

Amoretté menggeleng. "Tidak."

"Kau memikirkan apa sejak tadi?" Tanya Sirius lagi.

"Tentang Harry. Aku benar - benar pusing, bagaimana namanya bisa masuk ke dalam goblet of fire padahal untuk melewati lingkaran pembatas umur dia tidak bisa?" Oceh Amoretté sambil memegang dahinya.

"Orang sialan macam apa yang berani - beraninya meletakkan Harry dalam bahaya seperti ini." Lanjut Amoretté.

Sejak berada di kementrian, sudah banyak hal yang membebani Amoretté.

Dia harus mengejar kasus - kasus tentang pembunuhan magical creatures yang kini semakin membanyak. Dan sialnya, pembunuhan itu dilakukan tanpa motif yang jelas.

Sudah repot dengan pekerjaanya, beban pikirannya bertambah ketika Helio mengirimkannya surat saat Amoretté masih berada di kementrian.

Helio mengabari kalau dia dan Harry tidak akan pulang hari ini karena pengawasan yang cukup ketat. Para kepala asrama terus - terusan mengecek keadaan mereka.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang