Author's Pov
Harry menatap bingung seluruh teman - temannya yang ditahan oleh orang - orang bertopeng serta berpakaian serba hitam di setiap pojok ruangan.
Hal itu membuatnya bingung sekaligus takut. Apa yang harus dia lakukan?
Dia mengira, bahwa dia sudah berhasil melarikan diri dari para pelahap maut, namun nyatanya, mereka menangkapnya dan teman - temannya.
Harry kembali berpikir, apa jangan - jangan yang dia lihat di kepalanya hanyalah ilusi?
Dimana Sirius? kenapa dia tidak menemukan Sirius dimana pun?
Hingga, pikiran Harry buyar ketika seorang pria berambut pirang panjang yang membawa tongkat berkepala ular mendatanginya yang berada di tengah - tengah ruangan.
Dan, tidak salah lagi dia adalah Lucius.
"Harry Potter," Ucapnya. "Apakah kau benar-benar yakin... atau apakah kau benar-benar cukup naif untuk berpikir... bahwa anak-anak memiliki peluang melawan kami?"
Harry termenung sambil memerhatikan Lucius yang memberikan pandangan pada seorang gadis berambut hitam yang sedang menahan Neville.
Lucius kembali menghadap Harry. "Aku akan membuat ini mudah untukmu, Potter."
Harry berusaha untuk tetap tenang.
"Berikan bola ramalan itu padaku, atau melihat satu persatu temanmu mati." Lanjut Lucius sambil menyodorkan tangannya.
Harry yang semakin bingung pun melihat sekitar, dia melihat teman - temannya satu persatu.
Melihat raut wajah Hermione yang ketakutan membuatnya berpikir, apa lebih baik dia mengalah saja?
"Jangan berikan padanya, Harry!" Seru Neville yang langsung terkena todongan di lehernya oleh wanita berambut hitam yang menahannya.
Harry semakin bingung, apa yang harus dia pertahankan?
Setelah berpikir cukup keras, akhirnya dia memutuskan untuk memberikan bola ramalan itu pada Lucius dari pada melihat teman - temannya tersiksa.
Lucius meraih bola ramalan yang berwarna biru itu dengan ekspresi senang, lalu mengangkatnya dengan bangga.
Dia merasa, tuannya akan menghadiahkannya sesuatu yang luar biasa karena dia sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
Hingga, sebuah cahaya putih bersinar dari arah belakangnya.
Lucius menatap bingung ekspresi senang Harry. Padahal dia sudah mengambil bola ramalan yang bocah ini miliki, tapi kenapa dia terlihat senang?
Lucius membalikan tubuhnya dengan mengikuti arah pandang Harry. Dia menatap bingung Sirius yang berdiri sambil menatapnya datar.
"Get away from my godson." Ucap Sirius lalu meninju wajah Lucius hingga dia terjatuh.
"Wow," Celetuk Helio yang kagum dengan tingkah ayahnya.
Harry tersenyum senang, Hermione sempat tersentak karena Sirius yang tiba - tiba meninju Lucius. Para pelahap maut lainnya pun menjadi kebingungan.
Akibat tinjuan Sirius, bola ramalan yang Lucius pegang pun terjatuh dan pecah.
Perlahan, satu persatu cahaya putih muncul dan menghajar para pelahap maut.
Helio dan yang lainnya pun langsung berlari menuju sebuah batu besar. Mereka berharap batu itu bisa dijadikan tempat sembunyi.
Penyerangan terjadi dimana - mana.
Sirius berusaha keras untuk melindungi Harry, begitu juga dengan anggota the order yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fanfiction"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...