Christmas (2)

763 133 4
                                    

Author's Pov

Tidak terasa libur Natal sudah dekat. Para murid sudah bersiap - siap untuk pulang ke rumah masing - masing dan merayakan Natal bersama keluarga mereka.

Tapi tidak dengan Amoretté. Kali ini dia terpaksa tinggal di Hogwarts karena orang tuanya pergi ke Amerika selama sebulan.

Theseus tetap menyuruh Amoretté pulang agar bisa merayakan Natal bersamanya, tapi Amoretté menolak karena dia tau kementrian sihir sedang sibuk dengan penyihir - penyihir yang menghilang.

Takutnya dia malah merepotkan Theseus dan membuat pekerjaannya terganggu.

Tapi itu bukan masalah baginya, setidaknya ada Tom dan Severus yang akan menemaninya.

Dan sekarang Amoretté sedang berada di atap kastil Hogwarts, Menatap murid - murid Gryffindor dan Slytherin yang sedang bertengkar karena keduanya ingin menggunakan lapangan untuk latihan Quidditch.

Amoretté hanya tersenyum lalu merubah wujudnya menjadi sebuah burung kecil dan terbang menuju kastil timur.

Professor Binns akan memberi kelas tambahan untuknya dan Remus karena nilai mereka semakin memburuk.

Saat sedang terbang menuju kelas sejarah sihir, Remus yang sedang berdiri di koridor mengenali wujud Animagus Amoretté langsung menepuknya hingga terjatuh.

Amoretté kembali ke wujud manusia nya, dia memegangi dahinya karena tepukan Remus.

"Sialan, sakit tau!" Ucap Amoretté sambil memukul Remus dengan buku.

Remus hanya tertawa. "Aku pikir kau akan keterusan menggunakan Animagus mu sampai ke kelas,"

"Aku akan menghentikannya saat sudah sampai di depan kelas. Lain kali jangan menepukku seperti itu!" Ucap Amoretté sebal dan mereka berjalan menuju kelas sejarah sihir.

Mereka pun masuk ke dalam kelas, lalu duduk di meja bagian depan karena hanya mereka yang mengikuti kelas tambahan hari itu.

"Besok kau akan pulang?" Tanya Remus.

Amoretté menggeleng. "Tidak, aku tetap di Hogwarts."

Remus menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Orang tuaku sedang di Amerika selama sebulan," Ucap Amoretté sambil membuka buku sejarah sihirnya.

"Kau dibuang atau bagaimana?" Ejek Remus.

Amoretté memukulnya lagi dengan buku. "Kau benar - benar menyebalkan,"

"Selamat pagi nona dan tuan," Sapa Professor Binns.

"Selamat pagi Professor," Sapa Amoretté dan Remus secara bersamaan.

"Terima kasih sudah datang ke kelas tambahan ini, ayo kita mulai. Buka buku kalian halaman 332."

•••

"I'm so done," Ucap Amoretté sambil memeluk tiang balkon. "Aku sama sekali tidak mengerti apa yang Professor Binns katakan."

Remus bersandar di sebelah Amoretté, lalu kembali membuka buku catatannya. "Kau menyesal mngambil kelas sejarah sihir?"

"Sangat," balas Amoretté.

"Ayo, kita ke Great Hall saja," Ucap Remus sambil menarik lengan Amoretté yang masih memeluk tiang balkon.

Mereka berjalan dengan lesu menuju Great Hall, mirip seperti orang - orangan kertas.

Mereka agak menyesal datang ke kelas Binns dengan perut kosong, ternyata karena lapar mereka semakin bingung dengan materi yang dijelaskan oleh Binns.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang