Anger

605 85 2
                                    

Author's Pov

Alunan lagu 'Dancing Queen' dan cuitan burung - burung mengisi suasana pagi rumah seorang Amoretté yang sedang menyiapkan sarapannya.

Amoretté membuka pintu rumahnya sambil memegang segelas teh.

Matanya menyipit saat melihat gundukan surat yang berada di depan pintunya itu.

Amoretté mengambil tongkatnya, lalu mengarahkannya pada gundukan surat itu. "Wingardium leviosa,"

Amoretté mengarahkan gundukan surat itu lalu menaruhnya di meja makannya.

Dia pun berjalan menuju meja itu dan membuka satu surat.

Ternyata surat itu datang dari Cecil Lee. Dia meminta Amoretté untuk beristirahat dalam seminggu karena kejadian yang menimpah Lily dan James benar - benar membuatnya shock.

Kedua temannya mati dibunuh pria yang dia cintai, suaminya yang dipenjara, dan teman - temannya yang mulai menjauh.

Tentunya itu membuat Amoretté lelah dan sedih secara fisik dan batin.

Ditambah lagi, dia memiliki seorang bayi yang harus dia urus.

Amoretté mengusap rambutnya, lalu menghela napas. Dia berusaha untuk menenangkan dirinya.

Hingga dia mendengar suara tangis Helio yang berasal dari lantai atas.

"Iya, ibu datang." Ucapnya sambil berjalan secepat mungkin menuju kamarnya.

Sesampainya di kamarnya, Amoretté langsung menghampiri Helio dan mengangkatnya.

Menimangnya, berusaha untuk membuatnya kembali tertidur.

"Iya, ibu di sini." Bisik Amoretté sambil terus menimang Helio.

Tangis Helio pun tak kunjing berhenti. Lama kelamaan, Amoretté menjadi kesal.

"Ukh, diamlah!" Bentak Amoretté yang kesal.

Tentunya hal itu tidak membuat Helio terdiam, tapi malah membuat tangisnya semakin kencang.

Amoretté yang sudah lelah langsung menaruh kembali Helio di ranjangnya dan pergi keluar dari kamarnya.

Amoretté berjalan keluar dari kamarnya, menuruni tangga, dan mengambil topi serta mantelnya.

Setelah itu dia pergi dari rumahnya dengan menggunakan portkey.

•••

Amoretté berjalan tanpa tujuan sambil berusaha menenangkan pikirannya.

Beberapa orang menatapnya dengan bingung karena ekspresi Amoretté yang sama sekali tidak ramah.

Bahkan, Amoretté sempat menabrak beberapa orang. Tapi, dia tidak perduli apalagi meminta maaf.

Dia benar - benar sudah lelah.

Baru saja semuanya terasa membaik setelah Molly menghiburnya, tapi sekarang dia kembali merasa lelah dan sedih.

Akhirnya langkahnya berhenti ketika dia melihat Big Ben yang berada tidak jauh darinya.

Amoretté berdecak kesal, kenapa lagi - lagi dia kembali ke tempat ini?

Kenapa dia selalu kembali ke tempat dimana semuanya terjadi dan berawal?

Apakah dirinya sengaja mengajaknya untuk mengenang semua kenangan pahit yang berusaha dia lupakan?

Entah apa tujuannya, itu membuatnya marah.

Amoretté membalikkan tubuhnya, lalu berlari.

Berlari secepat mungkin, berlari dari masalahnya yang mengejarnya.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang