Author's Pov
Jam dinding menunjukan pukul 1 pagi.
Harry masih sibuk membaca buku yang diberikan oleh Helio, sedangkan kedua temannya sudah tertidur lelap di sofa Common Room.
Beberapa halaman sudah ia baca, tapi dia merasa ada yang kurang. Buku itu tidak terlalu membantunya, banyak hal yang aneh serta kurang. Membuatnya ragu untuk mempraktikkan sihir agar bisa mengembalikan Amoretté.
Sebaiknya, besok pagi aku bertanya tentang hal ini pada Professor Flitwick, gumam Harry yang memijat dahinya dengan pelan. Banyak hal yang perlu dia lakukan, mencaritahu cara mengembalikan Amoretté, tugas sekolahnya, serta berkemas untuk liburan musim panas. Padahal, sejak tadi siang Hermione sudah mewanti - wantinya untuk segera berkemas agar saat hari keberangkatan dia tidak perlu repot - repot berkemas. Tapi, Harry mengabaikan sarannya.
Harry bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamarnya. Dia harap Ron dan Hermione tidak masalah untuk tidur di Common Room malam ini.
Sesampainya di kamar, Harry segera merebahkan dirinya di ranjang yang tidak jauh dari pintu kamarnya yang masih terbuka. Harry menghela napas, melepas lelah. Sebenarnya dia sangat ingin untuk memejamkan kedua matanya dan terlelap, tapi dia terus memikirkan tentang Amoretté. Dia khawatir Sirius akan mengetahui kebenarannya, dan bertindak gegabah. Atau kemungkinan yang terburuk, Sirius akan membencinya.
Mungkin Sirius tidak bisa membenci Helio, tapi dia bisa membenci Harry. Dan tentunya Harry tidak ingin hal tersebut terjadi.
Harry mengusap wajahnya, memutuskan untuk mengosongkan pikirannya. Dia sudah tidak kuat menahan kantuk.
•••
"Sudah kubilang, harusnya kau berkemas beberapa hari yang lalu, Harry." Ucap Hermione yang menepuk dahinya.
Selang beberapa hari setelah mereka mencari tau tentang cara mengembalikan Amoretté, waktu liburan musim panas tiba. kebanyakan dari para murid sudah berkemas jauh sebelum hari keberangkatan mereka, terutama Hermione dan Ron. Tapi, berbeda dengan Harry yang baru saja mulai berkemas. Tentunya hal tersebut menghambat Hermione dan Ron untuk pergi ke kereta.
Harry yang sedang sibuk memasukkan baju - bajunya ke dalam kopernya hanya terdiam. Dalam hatinya, dia ingin sekali menyuruh Hermione untuk diam. Tapi, tentunya dia tidak akan berani melakukan hal tersebut.
Di sisi lain, Ron sedang sibuk membaca buku sambil memakan beberapa permen labu milik Hermione. Hermione sebenarnya sudah beberapa kali memarahi Ron untuk tidak memakan permennya, tapi Ron tidak pernah mendengarkannya dan Hermione pun pasrah dengan permennya itu.
"Apa kau akan menginap di rumahku lagi, Harry?" Tanya Ron yang bangkit dari posisinya.
"Mm... sepertinya tidak," Harry menutup kopernya, lalu mendirikannya. Dia membalikkan tubuhnya, menatap Ron. "Aku harus menyelesaikan tentang ibu baptis ku."
"Butuh bantuan? aku bisa izin kepada kedua orang tua ku." Tawar Hermione.
Harry menggeleng. "Terima kasih, Hermione. Tapi, kau tidak perlu. Biar aku dan Helio saja yang mengurus hal ini-"
"Siapa Helio?" Tanya Neville yang ternyata masih berada di kamar tersebut. Dia menatap bingung teman - temannya sambil mengelus sebuah katak di tangannya.
Ron pun melirik Hermione, begitu juga dengan sebaliknya. Sedangkan Harry hanya bisa merapatkan kedua bibirnya. Bisa - bisanya dia lupa bahwa Neville masih berada di kamar.
"Um, sejak kapan kau di sini, Neville?" Tanya Hermione yang berpura - pura bodoh.
Neville mengerutkan dahinya. "Sejak tadi...? bukannya kau melihatku beberapa saat sebelum Harry berkemas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fiksi Penggemar"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...