Author's Pov
"Aku sudah bilang padamu, jangan keluar dari kamar." Ujar Tom begitu melihat Amoretté yang melangkah turun dari lantai atas.
Para pelahap maut yang ada di sekelilingnya juga menatap Amoretté dengan tatapan tidak suka.
Amoretté menatap Tom kesal, "Kenapa kau menangkap anak – anak itu?"
"Kau tidak-"
"Mereka nyaris mati, Tom." Potong Amoretté geram. "Dan, untuk apa pula kau mengurung Reinhard? Dia sudah tidak memiliki urusan apapun denganmu!"
"Dia-"
"Oh, tutup mulutmu, jalang!" Seru Bellatrix geram. "Kau sudah mengacaukan segalanya! Karena dirimu, anak – anak ingusan itu sudah mencuri sesuatu dari tempat penyimpanan ku!"
Suasana menjadi hening. Para Pelahap maut hanya terdiam dan menonton Bellatrix yang mengamuk. Tom pun juga tidak berkomentar apa - apa saat wanita itu meledak - ledak dan mencaci maki Amoretté.
Amoretté juga terdiam. Ia diam bukan karena takut oleh Bellatrix yang mengamuk. Namun, ia terdiam karena kesal melihat ekspresi Tom.
Bisa - bisanya ia hanya terdiam melihatnya dicaci maki?
"My Lord," Bellatrix menghampiri Tom, meraih lengannya. "Kenapa tidak kita tinggalkan wanita itu?"
Tom tidak menjawab. Ia membalikkan tubuhnya, lalu melepas tangan Bellatrix. Ia berjalan menuju pintu keluar Manor, lalu berubah menjadi sebuah abu hitam.
Ia sudah muak dengan Amoretté dan masalah yang lainnya.
Para pelahap maut lainnya pun mengikutinya. Satu persatu dari mereka ikut berubah menjadi abu hitam, dan meninggalakn Amoretté sendiri.
Tersisa Lucius, Narcissa, dan Draco.
Amoretté menghela napas, lalu mengusap rambutnya kasar. Ia berbalik, berjalan menuju tangga. Tapi, Narcissa yang memanggilnya membuatnya menoleh.
"Ada apa?" Tanya Amoretté.
Narcissa berjalan mendekati Amoretté, lalu berbisik. "Setelah ini, mungkin mereka akan berencana untuk pergi menyerang Hogwarts."
Mata Amoretté membulat, terkejut dengan ucapan Narcissa. Namun, ia merasa tidak ada yang bisa ia lakukan. Kalau pun ia kembali untuk menyelamatkan Hogwarts, sepertinya tidak mungkin.
Ia mulai ketakutan, terbayang adegan Tom yang mengarahkan tongkatnya pada saat perang Hogwarts beberapa tahun lalu.
"Aku tidak bisa menjamin apakah Harry dan teman – temannya bisa selamat atau tidak. Tapi, setidaknya akan ku coba." Ujar Narcissa yang memegang tangan Amoretté. "Terima kasih, kau sudah membantu Draco beberapa waktu lalu. Kini, biar aku yang membantumu."
Amoretté tersenyum, lalu memeluk Narcissa.
"Terima kasih, Narcissa."
•••
"Reinhard, ada yang ingin ayah kenalkan padamu." Ujar Mr. Lestrange sambil menatap putranya yang duduk di seberangnya.
Reinhard Lestrange yang saat itu berusia 8 tahun langsung menengok ke arah ayahnya. "Siapa?"
Mr. Lestrange hanya tersenyum tipis, lalu memalingkan wajahnya. Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Mr. Lestrange berjalan ke arahnya.
Reinhard yang pun mengikuti ayahnya menuju pintu utama rumah mereka.
Begitu pintu dibuka, terlihat seorang pria berambut pirang. Ia tersenyum pada Mr. Lestrange, lalu mengenalkan anak laki – laki yang ada di sebelahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/248013643-288-k909046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fanfiction"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...