Author's Pov
"Remus!!" Panggil Amoretté sambil melambai - lambaikan tangannya.
Remus yang sedang berjalan ke arahnya pun membalas lambaian tangannya. "Hey."
"Ada apa ini, tiba - tiba kau datang ke kementrian??" Tanya Amoretté.
Remus mendengus. "Darimana kau tau?"
"Aku lihat di daftar tamu." Balas Amoretté.
Remus mengkerutkan keningnya. "Daftar tamu?"
"Daftar tamu dibuat terlebih dahulu sebelum tamunya datang. Kebetulan aku tidak sengaja melihat namamu saat aku sedang mengisi jadwal kedatangan." Jelas Amoretté.
"Oh." Remus mengangguk mengerti. "Kupikir kau tau karena melihatku yang berjalan ke sini."
"Oho, tentu tidak." Balas Amoretté sombong.
Remus pun menyentil kening Amoretté. "Dasar."
"Aw!" Amoretté menyikut Remus. "Sakit tau!"
Remus tertawa. "Kau belum pergi ke ruanganmu? biasanya kau sibuk."
"Aku tidak terlalu sibuk hari ini...mungkin." Jawab Amoretté lalu mengangkat kedua pundaknya. "Omong - omong, apa yang kau lakukan di sini? apa kau akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan kementrian sihir??"
Remus menyipitkan matanya. "Tidak tuh."
"Oh ya? lalu apa?"
"Seorang penyihir yang bekerja di bagian werewolf meminta data diriku. Dia sedang mengumpulkan data - data werewolf karena adanya seorang werewolf yang membunuh penyihir dan muggle." Jelas Remus sambil mulai berjalan.
"Oh ya? benarkah?" Tanya Amoretté sambil berjalan mengikuti Remus.
Remus menatap Amoretté. "Kau kan, bekerja di sini. Masa tidak tau?"
Amoretté menggeleng. "Tidak."
"Jujur padaku, selama ini, kau melakukan apa?" Tanya Remus serius. "Jangan bilang padaku, kau hanya mengisi absen lalu pergi?"
Amoretté mendesis. "Enak saja, aku bukan kau yang melakukan hal seperti itu."
"Huh, kapan juga aku begitu?" Balas Remus.
"Kau memang lupa, atau apa?" Tanya Amoretté.
Remus mengangkat kedua pundaknya. "Omong - omong, aku lapar. Ada rekomendasi makanan sebelum aku pergi bertemu Cecil Lee?"
"Oh, kau akan bertemu dengan Cecil Lee?" Tanya Amoretté balik.
Remus mengangguk. "Dia kepala dari werewolf capture unit, kan?"
"Yup." Balas Amoretté. "Kau tau kan, ruangannya ada di lantai berapa?"
Remus mengedipkan matanya beberapa kali. "Tidak."
Amoretté mendengus. "Lantai 4."
"Okay." Balas Remus. "Bagaimana soal makanan?"
"Ah ya, kalau menurutku sih, quackson yang paling enak di sini." Jawab Amoretté.
Remus terlihat seperti menahan tawanya. "Apa katamu?"
Amoretté yang tau Remus menahan tawanya pun menatapnya kesal. "Jangan tertawa."
"Kau sudah hampir 20 tahun. Tapi, kau masih membaca croissant menjadi quackson?" Ucap Remus lalu tertawa.
"Oh, please, ayo kita pergi saja." Ujar Amoretté yang kesal sambil menarik tangan Remus.
![](https://img.wattpad.com/cover/248013643-288-k909046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fanfic"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...