Boot

241 23 0
                                    

Author's Pov

Helio Terbangun di tengah tidurnya. Sebuah suara yang cukup keras membangunkannya. Entah apa itu, tapi, Helio yang masih setengah sadar hanya bisa mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling.

"Anthony? Roger?" Panggilnya sambil mengusap wajahnya. "Terry?"

Tidak ada jawaban.

Helio mengerutkan dahi nya, merasa bingung dengan keadaannya. Ia menoleh ke arah kanan. Terlihat Anthony dan Roger yang masih tertidur lelap di ranjang mereka masing – masing.

"Aneh," Gumamnya. "Kukira, mereka masih bangun."

Helio menguap sejenak, lalu terdiam. "Kalau begitu, mungkin Terry-"

Kedua mata Helio membulat sempurna begitu menoleh ke arah kiri. Berpikir Terry masih terbangun, tapi ternyata tebakkannya itu salah. Terry yang ia lihat, perlahan berubah menjadi sosok pria berjubah hitam yang berdiri di sebelah ranjang Terry. Mata hijau bercampur merahnya menatap Helio sinis, dan bibirnya tersenyum. Seolah meledek Helio yang ketakutan di atas ranjangnya.

Helio ingin berteriak, tapi, suaranya tertahan. Bicara sama tidak bisa, tubuhnya membeku begitu menatap pria itu. Tidak salah lagi, dia adalah pria yang ia terakhir kali bersama ibunya. Pria yang membawa ibunya pergi entah kemana.

"Sepertinya, aku membangunkanmu, Black." Ujar Tom yang membuat bulu kuduk Helio berdiri. "Apa kau masih mengingatku?"

Helio yang ketakutan perlahan mencoba untuk mencari tongkat sihirnya yang ada di meja. Namun, pria itu mengetahui niatnya. Ia menyerukan mantra accio, yang membuat tongkat sihir itu berpindah ke tangannya.

"Hm, sebuah tongkat yang bagus untuk penyihir sepertimu." Tom mematahkan tongkat sihir tersebut. "Tapi, tidak berlangsung lama, bukan?"

"Kembalikan ibuku!" Seru Helio yang memberanikan dirinya. "Kau boleh ambil tongkat atau apapun itu dariku. Tapi, kembalikan ibuku!"

"Ibumu?" Tom terkekeh, "Ibumu, Amoretté, sudah sepenuhnya milikku."

Hawa dingin berhembus ke dalam kamar asrama tersebut melalui jendela. Helio yang awalnya bisa memberanikan dirinya, mendadak ciut begitu melihat tatapan dingin Tom.

"Sejak awal, seharusnya kau tidak ada di sini." Tom melipat kedua tangannya di belakang. "Si tua Dumbledore itu, pasti memaksa agar kau bisa bersekolah di sini."

"Apa maksudmu?" Helio menaikkan suaranya, "Professor Dumbledore bukan orang yang seperti itu!"

"Hah! Kau dan Potter sama saja ternyata." Tom lagi – lagi terkekeh. Ia teringat dengan Harry kecil yang mengatakan hal yang sama padanya.

"Kau-!"

"Bersiaplah, Helio Black." Tom membalikkan tubuhnya, "Bersiaplah, kau akan menjadi alat perang bagi si tua itu. Oh, juga, jangan khawatirkan ibumu. Sekarang ia terlihat lebih bahagia denganku."

Sebelum ia pergi melalui jendela, Tom menyempatkan untuk mengucapkan mantra Immobulus yang membuat Helio jatuh membeku di ranjangnya.

•••

"Mikey!"

Helio tersentak dan terbangun dari tidurnya begitu Roger meneriaki namanya. Ia bangun dengan nafas yang terengah – engah, dan ekspresi ketakutan. Anthony dan Roger berusaha menenangkannya, bertanya ada apa dengannya. Helio yang terbata – bata saat menjawab pertanyaan mereka berdua terus berusaha menjelaskan, tapi, tentunya Roger dan Anthony tidak mengerti.

"Aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan. Tony?" Tanya Roger sambil melirik Anthony.

"Um... bagaimana aku bisa mengerti jika dia hanya mengatakan 'tongkat' dan 'pria itu' berulang kali?" Jawab Anthony dengan pasrah.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang