Horace Slughorn

437 53 0
                                    

Author's Pov

Harry dan Dumbledore pun sampai di sebuah rumah yang tampak tidak terurus. Rumah itu dikelilingi dengan rumput - rumput liar yang tinggi, dan juga lumut yang terdapat di seluruh dinding rumah.

"Um, Sir," Panggil Harry sambil menatap Dumbledore. "Ada perlu ada sampai - sampai kita pergi ke rumah seperti ini?"

"Aku akan memberitahu mu nanti." Ucap Dumbledore lalu berjalan mendahului Harry menuju pintu tumah tersebut. Tetapi, belum dia sampai di pintu, Dumbledore merasa ada sesuatu yang tidak beres pada rumah itu. Dia mengambil tongkatnya, lalu mengangkatnya. "Wand out, Harry."

Harry yang sebenarnya bingung hanya bisa menuruti perkataan Dumbledore. Dia mengangkat tongkatnya, lalu berjalan di belakang Dumbledore.

Dumbledore membuka pelan pintu rumah tersebut, lalu masuk ke dalamnya. Dia langsung melihat sekeliling, seperti mencari sesuatu.

Berbeda dengan Harry yang semakin bingung kenapa rumah ini sangat berantakan. Tidak ada lampu yang menyala, perabotan rumah yang berserakan serta rusak, dan beberpa bagian atap rumah yang bocor. Sebenarnya, dia ingin sekali untuk kembali ke rumahnya dari pada berada di rumah yang menyeramkan seperti itu. Tapi, apa boleh buat? Harry harus menurut pada Dumbledore.

"Horace?" Panggil Dumbledore sambil memasuki sebuah ruangan yang terlihat seperti ruang tamu.

Harry mengerutkan keningnya, Horace?

Baru saja Harry ingin menanyakan siapa itu Horace, tapi dirinya di kejutkan dengan setetes air yang jatuh dari plafon rumah tersebut. Harry pun merunduk, mengarahkan tongkatnya ke tetesan air yang kembali jatuh. Saat berhasil mengarahkannya, Harry terlihat terkejut begitu tau air yang jatuh berwarna merah.

Harry mendongakkan kepalanya. Dia melihat ke arah lubang besar yang berada tepat di atasnya. Dan, lagi - lagi setetes air be kembali menetes dan tepat mengenai dahi Harry.

Dumbledore pun menghampirinya, lalu mengambil setetes darah yang mengenai dahi Harry dan merasakannya. Setelah itu, Dumbledore melihat ke arah sofa dengan motif bergaris yang berada di sebelah kirinya. Dia berjalan menghampiri sofa itu dengan mengendap - endap. Begitu juga dengan Harry yang berusaha untuk menyamakan langkahnya dengan langkah Dumbledore.

Saat sudah berada di depan sofa itu, Dumbledore terdiam. Dia mengangkat tongkatnya, lalu perlahan menusuk sofa bergaris itu.

"Merlin's Beard!"

Harry dikagetkan dengan sebuah kepala pria tua yang tiba - tiba muncul dari dalam sofa. Begitu juga dengan Dumbledore yang langsung berjalan mundur begitu sofa bergaris itu mulai berdiri dan membentuk tubuh pria tua tersebut yang mengenakan piyama bergaris.

"Kau tidak perlu menusukku sekeras itu, Albus." Ucapnya sambil melepas busa - busa sofa dari piyama yang dia kenakan.

Dumbledore mengangkat kedua alisnya. "Kau membuat sofa yang sangat meyakinkan, Horace."

Pria bernama Horace itu mendengus sambil melepaskan busa dari bagian kakinya. "Jadi, apa yang membuatku ketahuan?"

Dumbledore menunjuk dengan tongkatnya ke arah atas. "Darah naga,"

"...Oh," Balas Horace. Tatapan Horace mulai berubah ketika dirinya melihat Harry yang perlahan berjalan ke arah belakang Dumbledore untuk menyembunyikan dirinya.

Dumbledore yang menyadari bahwa Horace memperhatikan Harry langsung kembali menarik Harry ke sebelahnya. "Ah ya, Harry, aku ini mengenalkanmu kepada teman lamaku. Horace Slughorn."

Horace mengangkat tangannya sembari tersenyum. Berbeda dengan Harry yang masih menatapnya bingung karena Horace terlihat sedikit aneh di matanya.

"Horace, sepertinya kau sudah tau siapa dia," Ucap Dumbledore lagi sambil melirik Harry.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang