Spin - off : Riddles (3)

922 45 4
                                    

Author's Pov

Louis memijit pelipisnya sembari mendengar penjelasan Madam Pomfrey. Ia menganggukan kepalanya beberapa kali, lalu mengatakan terima kasih setelah Madam Pomfrey selesai menjelaskan.

"Tuan Riddle nampaknya kelelahan karena sepertinya ia berlatih quidditch tanpa henti. Ia juga nampak kurang tidur. Perutnya juga kosong saat pertandingan. Wajar jika ia pingsan karena dengan kondisinya yang seperti itu ditambah lagi terkena bludger di bagian perutnya. Untuk saat ini, biarkan ia beristirahat."

Sambil berjalan masuk menuju hospital wings, Louis menghela napas. "Apa yang sebenarnya kau lakukan, Déro?"

"Louis!" Saat melihat sosok Louis yang berjalan masuk ke dalam hospital wings, James memanggilnya.

Louis berbalik, menatap bingung sosok James dan Lily yang berjalan ke arahnya. "Paman James? Ada apa?"

"Aku dengar soal Déro." James merapatkan bibirnya sejenak, "Ada apa? Apa dia baik – baik saja?"

Louis mengangguk kepalanya pelan. "Ia hanya...kelelahan. Hal yang wajar untuk dialami oleh anggota quidditch, bukan?"

"Well, ya, itu bisa saja terjadi...aku juga pernah terbaring di hospital wings." James menepuk kedua tangannya.

Louis mengangkat satu alisnya, "Karena pingsan?"

"Bukan. Karena bertengkar dengan ayahmu." James tersenyum senang ketika mengingat masa lalunya dengan Tom.

Lily yang ada di sebelahnya hanya bisa menepuk dahinya. Kenapa suaminya malah menceritakan hal seperti itu di depan anak Tom yang tidak tau apa – apa?

"...What?" Louis menatap bingung James yang tertawa di depannya. "Ayahku...melakukan apa?"

"Bukan apa – apa, Louis. Pamanmu hanya bergurau." Ujar Lily lalu diam – diam mencubit pinggang James sampai pria itu meringis kesakitan. "Lebih baik, kau temui ibumu. Dia sedang menyendiri di courtyard."

Louis mengangguk pelan. Ia pun berpamitan pada James dan Lily, lalu berbalik menuju courtyard.

Setelah Louis sudah menjauh dari mereka, Lily lagi – lagi mencubit pinggang James. James menjerit kesakitan, lalu menatap heran istrinya itu. "Untuk apa kau melakukan itu??"

"Kita sudah sepakat tidak akan membahas soal masa lalu kau dan Tom di depan anak – anaknya." Omel Lily yang menatap James kesal. "Apa yang baru saja kau lakukan?"

"...Menceritakan bahwa dulu Tom pernah hampir membunuhku?" Balas James dengan polosnya.

Lily menjentikkan jarinya, "Seratus poin untukmu. Oh, jangan berharap malam ini aku membuatkanmu pie blueberries kesukaanmu."

"What? No! kau tidak boleh melakukan itu!" Rengek James yang mengejar Lily yang sudah berjalan di depannya. Dengan acuh, Lily terus berjalan tanpa menghiraukan James yang memanggilnya beberapa kali di belakangnya.

***

Amoretté duduk termenung di salah satu kursi yang berada di pojok courtyard. Ia menghela napas, mendongakan kepalanya. Ia masih terbayang bagaimana Déro berseru marah padanya, menganggap dirinya tidak pernah memikirkannya.

Amoretté berpikir, dimana salahnya? Memang, ia jarang berada dirumah karena pekerjaanya. Ia pun menyerahkan semuanya pada Tom karena Tom lah yang memiliki waktu lebih banyak untuk bersama anak – anaknya. Jadi, ia mengira ketiga anaknya baik – baik saja selama ini.

Terutama, Déro yang satu hari pun tidak pernah memperlihatkan kesedihannya atau kemarahannya. Ia terus tersenyum, tertawa, dan menghibur orang lain. Dan, kemungkinan tidak ada yang mengetahui apa yang ia rasakan selama ini. Tidak ada juga yang menghiburnya.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang