Minister

547 104 0
                                    

Author's Pov

"Hm," Gumam Amoretté sambil menatap bayangannya di cermin. "Aku terlihat aneh."

Amoretté menyibakkan rambutnya, mencoba melihat bagaimana dirinya jika dilihat dari belakang.

"Setidaknya rambutku tidak mengembang." Ucapnya lalu kembali berpikir. "Apa aku ganti baju saja ya?"

"Amoretté, apa kau sudah siap?" Tanya Tina sambil membuka pintu kamarnya.

Amoretté membalikkan tubuhnya. "Apa aku terlihat aneh?"

"Tidak, kau terlihat cantik." Jawab Tina sambil berjalan menaiki tangga kamar Amoretté.

"Benarkah? aku merasa aneh." Lanjut Amoretté sambil kembali menatap bayangannya.

Tina tertawa kecil. "Kalau kau masih sibuk memilih pakaian, bisa - bisa kau terlambat."

Amoretté mengangguk pelan. "Alright, alright. Aku tidak akan menggantinya."

Tina tersenyum. "Ibu sudah siapkan sarapan untukmu."

"Ya, aku akan segera turun. "Balas Amoretté.

•••

"Arthur!" Panggil Amoretté sambil melambaikan tangannya.

Arthur yang sedang bersandar di bilik telepon umum yang berwarna merah itu menengok, lalu melambaikan tangannya pada Amoretté.

"Hey," Sapa Arthur.

"Kau sudah menunggu lama?" Tanya Amoretté.

Arthur menggeleng. "Tidak, aku baru saja sampai."

"Bagaimana dengan perjalananmu ke sini?" Tanya Amoretté lagi.

Arthur. "Aku pakai portkey. Bagaimana denganmu?"

"Kereta bawah tanah." Balas Amoretté.

"Kau tau bagaimana caranya pergi menggunakan itu?" Ucap Arthur.

"Tentu saja. Memang kau tidak tau?" Balas Amoretté.

"Tidak." Jawab Arthur lalu tersenyum pasrah. "Baiklah. Shall we go now?"

Arthur menjulurkan tangannya, seperti mempersilahkan Amoretté. "Ladies first."

Amoretté masuk ke dalam bilik telepon itu, lalu menutup pintunya.

Perlahan, bagian dalam bilik telepon itu mulai berjalan turun. Amoretté melambaikan tangannya pada Arthur, begitu juga dengan sebaliknya.

"Tunggu aku di bawah!" Seru Arthur.

Amoretté tertawa, lalu mengangguk.

Tidak perlu menunggu lama, bilik telepon yang Amoretté tumpangi itu sampai di kementrian sihir.

Saat bilik sudah benar - benar berhenti, Amoretté membuka pintu bilik teleponnya.

Dia terpukau dengan pemandangan yang berada di depannya.

Banyaknya para penyihir - penyihir yang berjalan secara bersamaan, beberapa penyihir yang tiba melalui sebuah portal berbentuk seperti cerobong asap, air mancur berbentuk centaur, patung Merlin yang terbuat dari emas, dan bangunan kementrian yang sangat megah.

Serta poster pemimpin dari kementrian sihir, Harold Minchum.

"Wow, ini berbeda sekali dari yang terakhir kali kulihat." Ucap Amoretté sambil melihat sekitar.

"Sangat berbeda bukan?" Ujar Arthur yang berada di belakang Amoretté.

"Merlin, kau mengangetkanku." Balas Amoretté yang terkejut dengan kemunculuan Arthur secara tiba - tiba.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang