The Memories

606 86 0
                                    

Author's Pov

"Jadi?" Tanya Ron. "Kau hanya melihat Nona Scamander?"

Harry menghela napas. "Hanya itu. Aku tidak tau lagi."

Helio yang sedang memakan buburnya bertatapan bersama Ron.

"Well, kau memang terdengar seperti sedang bergurau." Ucap Ron.

Helio mengangguk setuju.

Harry mendengus. "Aku serius,"

"Kami tau kau serius, Harry. Tapi, sekarang kau benar - benar terdengar seperti sedang bergurau." Lanjut Helio.

Harry memutar bola matanya. "Bagaimana dengan tanganmu?"

"Hm, better. Tapi, masih sedikit sakit." Jawab Helio. "Madam Pomfrey sepertinya masihmencurigai kalian."

"Kami?" Ujar Ron.

Helio mengangguk. "Dia masih beranggapan kalau kalian lah yang memantraiku."

"Merlin's beard, harus berapa kali kita menjelaskan padanya." Balas Ron lalu memijat dahinya. "Tapi, Harry,"

"Hm?" Respon Harry.

"Bisa kau mencoba untuk melihat lebih dalam?" Tanya Ron.

Harry mengedipkan matanya beberapa kali. "Pardon?"

"Bisa kau melihat hal yang lainnya?" Tanya Ron sekali lagi. "Coba pejamkan matamu, lalu kembali mengingat."

Harry menggeleng. "Aku tidak tau, dan... itu agak menyeramkan untuk melihat ingatan yang bahkan aku tidak tau."

Ron menopang dagunya. "Jadi? kau bilang, kau ingin mencaritau tentang ibu baptis mu itu dengan pria yang kau lihat di Chamber of Secrets?"

Harry menghela napas. "Baiklah, aku akan mencobanya."

Harry menarik napas panjang, lalu memejamkan matanya.

Sedetik, dua detik, Harry belum merasakan apa pun. Dia berusaha untuk mengingat, walau dia tidak tau ingatan apa itu.

"Um, Ron, aku tidak melihat-" Harry menatap terkejut tempat dia berada.

Kini, dia sudah berada di kelas mantra. Harry melihat sekitar, matanya tertuju pada seorang gadis berambut coklat pendek bergelombang. Gadis itu sibuk mengarahkan tongkatnya pada sebuah gelas yang berada di depannya.

Harry yakin bahwa gadis itu adalah Amoretté disaat masa sekolahnya.

"Hey, bagaimana bisa kau menciptakan air secepat itu?" Tanya seorang pria berambut pirang yang duduk di sebelah Harry.

Harry yang mendadak panik tidak tau harus menjawab apa. Tapi, dia menjadi lebih terkejut lagi saat tangannya memperagakan suatu gerakan.

"Kenapa segalanya terlihat mudah jika kau yang melakukannya?" Ucap pria berambut pirang itu lagi sambil mengarahkan tongkatnya dengan malas.

"Kerja bagus Tuan Riddle! sekarang, kau bisa membantu Tuan Avery yang sepertinya masih agak kesulitan." Ujar Professor Flitwick yang berjalan ke arah Harry.

Harry hanya bisa mengangguk pelan dengan gugup, dia tidak tau harus apa.

Tuan Riddle?

Kenapa Flitwick memanggilnya begitu?

"Jangan menyukainya," Ucap gadis berambut merah yang duduk di sebelah Amoretté.

Harry menatap gadis itu, mengira kalau dia adalah Molly. Tapi, asumsinya berubah saat mendengar obrolan pria berambut pirang di sebelahnya.

Line Without a Hook || Tom RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang