Author's Pov
"Kau yakin tidak mau apa - apa? Kita bisa kembali lagi," Ucap Amoretté sebelum pergi meninggalkan dapur.
Tom menggeleng. "Aku masih kenyang."
"Okay," Balas Amoretté lalu mereka pergi dari dapur.
Setelah berjalan - jalan di danau hitam, mereka memutuskan untuk pergi ke daput karena, ya, Amoretté lagi - lagi lapar.
Amoretté membuat dua cookies coklat yang memiliki ukuran tiga kali lebih besar dari cookies pada umumnya. Dan dia memberi banyak sekali whipped cream pada cookies itu lalu menumpuknya seperti sandwich.
"Merlin- ugh- Kau ada tisu atau semacamnya Tom?" Tanya Amoretté karena whipped cream yang ada di cookies itu meluber dan mengenai tangannya saat Amoretté memakannya tadi.
"Ada," Balas Tom.
"Aku minta-"
Ucapan Amoretté terhenti karena bukannya Tom memberinya tisu, dia malah meraih tangannya dan menjilat whipped cream yang ada di tangannya.
Hal itu tentunya membuat Amoretté terkejut dan refleks menarik tangannya. "Jorok!"
Tom tersenyum jail. "Kan kau sendiri yang bilang, tisu atau semacamnya."
"Tapi lidahmu itu bukan alat pembersih bodoh! Ugh, aku tidak mengerti denganmu." Ucap Amoretté lalu memalingkan wajahnya yang sudah merah seperti tomat itu.
Tom meraih dagu Amoretté. "Hey, lihat aku."
Kini, Amoretté sudah menatapnya. "Apa lagi sekarang?"
"Kau terlihat menggemaskan jika wajahmu memerah," Ucap Tom.
Amoretté langsung melepas tangan Tom dari dagunya lalu berjalan cepat meninggalkannya. Dia tidak mengerti ada apa dengan pacarnya hari ini.
"Tunggu aku." Ucap Tom sambil mengejarnya dari belakang.
Saat sampai di belokkan, Amoretté lagi - lagi berpapasan dengan Amos.
"Oh, Hey Amor." Sapa Amos ramah ketika melihat Amoretté.
"Hey Amos," Sapa Amoretté baik. "Kau mau kemana??"
"Kelas Transfigurasi, bagaimana denganmu?" Tanya Amos sambil menunjukkan buku Transfigurasi nya.
"Kelas ku sudah selesai beberapa saat lalu," Balas Amoretté. "Oh, soal jubahmu, aku minta maaf sekali aku lupa mengembalikannya saat jam makan malam beberapa hari lalu."
"Tidak apa Amor, aku dengar kau terkena hukuman bersama dengan Remus." Ucap Amos.
"Um ya, Dumbledore menghukumku dan Remus. Kalau begitu nanti kutitipkan pada teman satu asramamu ya." Ucap Amoretté.
Amos mengangguk. "Okay,"
"Kau berjalan cepat sekali." Ucap Tom yang tiba - tiba muncul di sebelah Amoretté. Mata Tom menatap Amos bingung. "Ini siapa?"'
"Temanku, Amos Diggory." Balas Amoretté. "Amos, ini Tom."
"Senang bertemu denganmu Tom, Kalian saudara?" Tanya Amos polos.
"Itu-"
Tom langsung merangkul Amoretté. "Kami berkencan."
Mata Amos membulat sempurna ketika mendengar ucapan Tom. "Oh, wow, kupikir kalian saudara. Jarang sekali ada gryffindor dan Slytherin yang berkencan seperti kalian."
Amoretté mengangkat kedua pundakknya. "banyak yang bilang begitu,"
"Kalau begitu, nikmati waktu kalian berdua. Aku pergi dulu," Ucap Amos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Without a Hook || Tom Riddle
Fiksi Penggemar"Kami tau ini bukan pilihan yang mudah untukmu Amoretté, tapi kau harus memilih. Egois atau melepaskannya." Amoretté Scamander datang ke Hogwarts pada pertengahan tahun ke empatnya. Beberapa jam setelah kedatangannya berlangsung normal, hingga saat...