ALASAN

228 21 0
                                    






"Aku yakin sekarang!"

Arion memblokir jalan Avira seraya menatapnya bingung. "Maksud kamu?"

Avira menatap Arion dengan mata berkaca - kaca miliknya. Ia membuang pandangannya.

"Kamu sebenarnya nggak yakin kan sama keberhasilan hubungan kita?

Arion menatap Avira dengan pandangan marahnya. "Maksud kamu apa sih?"

Avira menghempaskan tangan Arion yang bertengger di tangan rampingnya.

"Kamu bilang akan berjuang kan? Tapi apa kenyataannya, kamu terlihat nyaman sama baik - baik aja sama Shiva!"

"Karena dia sahabat aku Vir!"

"Omong kosong!" bentak Avira dengan air mata yang telah sukses jatuh di pipinya.

"Kamu tau kan.. nggak ada persahabatan murni antara lelaki dan perempuan?... aku, aku sulit percaya kalau tingkah kamu sama Shiva kayak gitu! Kamu kira aku nggak sakit hati?!"

"Seharusnya kamu jaga dong perasaan aku!"

"Aku tau aku nggak sesempurna Shiva, aku cengeng dan kekanakan! Tapi aku bisa..bisa perbaiki semuanya untuk kamu!... aku, aku bisa berubah jika kamu ingin!"

Arion menatap sendu wajah cantik Avira yang telah di lumuri air mata.

Dan itu membuat Arion seketika merasa bersalah.

"Yon," Avira memanggil Arion lirih seraya membuang pandangannya ke arah jalan. Kemana pun, asal tidak memandang wajah yang akan membuatnya lemah lagi. Ia menyeka air matanya.

"Kamu masih cinta nggak sama aku?" lanjutnya yang membuat Arion kembali mengangkat pandangannya.

Lelaki itu menangkup wajah mungil Avira dengan tangan besarnya. Perlahan Arion menyeka air Mata Avira.

"Kamu ngomong apa sih? Kalau aku nggak cinta sama kamu udah lama aku nyerah dan ngelepas kamu!" jawab Arion seraya menarik Avira kedalam pelukannya.

Namun si gadis sepertinya tidak menginginkan sebuah pelukan. Ia kembali meronta, namun tenaga besar Arion kembali menahannya dan membuatnya tetap pada posisinya.

"Lalu.. k-kamu sama Shiva? Aku sakit hati tau, walau aku tau kamu sama dia cuma sahabatan.."

Avira menenggelamkan wajahnya di dada bidang Arion.

"Tetapi status dia sekarang sebagai tunangan kamu buat aku takut.. dia sempurna jadi pendamping kamu. Dan itu semakin buat aku takut."

Dan Avira tidak mungkin bisa meniru Ashiva yang merupakan sosok menantu idaman Rayyan. Apalagi dengan dukungan penuh dari Rayyan.

"Dan dukungan penuh dari papa kamu.. aku takut, aku takut kalah sebelum-"

"Ra," panggil Arion lembut. Tangan besarnya mengelus - elus kepala mungil Avira.

"Walau pun dia tunangan pilihan papa, akan percuma kalau aku nggak cinta sama dia,"

"Yang aku cintai itu kamu, aku ingin menua sama kamu, semua yang aku rasakan sama kamu nggak aku dapat dari Ashiva, aku hanya butuh, sosok penyayang dan mampu mencintai, itu saja udah cukup kok, nggak perlu kriteria lain, nggak perlu mengikuti dunia bisnis, nggak perlu pintar, yang penting dia tulus cinta sama aku,"

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang