ARVAN

227 25 0
                                    


































Arvan mengamati rumah di sebarang nya sambil memutar - mutar kunci motornya di jari telunjuknya.

Ia mengembangkan senyumnya saat matanya bertemu dengan seorang wanita seumuran ibunya itu. Itu tetangga barunya.

Setelah wanita itu berlalu, Arvan ikut berlalu memasuki rumahnya.

"ARVAN PULANG!!" teriaknya membuat Alina, ibu dari Arvan yang duduk di sofa berjengit kaget.

Alina tarsyana, wanita karir berusia akhir 30 itu meletakkan mangkuk kripik kentangnya di atas meja. Ia melirik anaknya seraya tersenyum sinis.

"Ohh kadal nya Mama udah pulang?" sindirnya saat Arvan mendudukkan dirinya di sampingnya.

Arvan memberikan cengirannya polosnya, "Mama cantik deh kayak kelinci" rayunya.

'Sebenarnya mau bilang maung, tapi takut,' lanjut Arvan dalam hatinya.  Takut uy, ia takut di cincang oleh Mamanya dengan jurus seribu bayangannya.

Mamanya itu kalau ngamuk sudah seperti Haruno Sakura dan Tsunade.

"Nggak usah sok ngegombal kamu!" tukas Alina.

"Mah bukannya lebih tepatnya ngerayu ya?"

"Apa kamu? Nggak usah ngalihin, kamu kan yang mecahin bingkai yang baru kemarin Mama beli?"

"B-bingkai apa Ma?" tanya Arvan.

"Bingkai coklat yang Mama taruh di atas meja makan itu!"

"An-nu Ma itu bukan Arvan yang mecahin Ma-"

"Trus siapa? Kamu mau nuduh di tendang kucing atau di tiup nyamuk lagi?"

Arvan menggaruk pipinya lalu menundukkan kepalanya. Ia menghela nafas lalu memasang wajah memelasnya.

"Ya maaf Ma, ntar Arvan ganti," mohon Arvan.

Alina menghela nafasnya pelan, ia lantas menyandarkan tubuhnya di sofa dan mengambil mangkuk cemilan miliknya.

"Cukup ganti pakai kamu jadi anak baik aja! Belajar yang rajin atau Mama potong punya kamu!" ancam Alina yang membuat Arvan sontak membulatkan matanya terkejut.

"ASTAGA MA, NTAR GIMANA ARVAN BEREPRODUKSI KALAU DI POTONG PUNYA AR---"

Mata Alina melotot mendengarnya.
"Kamu ini!" potong Alina seraya menyuapkan segenggam kripik ke mulut Arvan. Ia melirik ke sana kemari, jaga - jaga kalau ada orang lain yang datang kerumahnya lalu mendengar perkataan frontal anak semata wayangnya itu.

"Otak kamu kayaknya perlu di bersihin pake so klin piring!" ucap Alina menghela nafas kasar.

"Maksud Mama uang jajan kamu yang di potong pinter!" jelas Alina.

"O-ohh lain kali ngomongnya yang bener dong Ma, pake 5w +1h!" protes Arvan.

"Sok sokan bilang 5w +1h, nilai sejarah juga di bawah KKM!" sindir Alina seraya menyuapkan sepotong demi potong kripik kentang ke dalam mulutnya.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang