"Kenapa Rey?" tanya El saat Reyhan menghentikan mobilnya. Ia menatap ke arah Reyhan yang menatap dirinya aneh.
"Apanya yang kenapa? Lo yang kenapa kali, ini lampu merah El," jawab Reyhan sambil terkekeh kecil. El tersentak lantas menatap ke arah depan.
Ah iya benar juga, lagi - lagi ia bertingkah bodoh.
"Kayaknya lo nggak fokus, nih minum dulu," ujar Reyhan sambil menyodorkan botol air mineral milinya.
"Tapi ini kan bukan-"
"Iya - iya tahu, nggak usah ngiklan lo!" potong Reyhan. El terkekeh lantas memimun sedikit air mineral yang masih tersegel itu.
Matanya lantas menangkap satu bungkus yang di lipat kecil - kecil dan terjatuh di bawah kaki El.
"Kebiasaan lo jorok banget!" ucap El sambil mengambil bungkusan itu.
Bungkus coklat? El tersenyum kecil.
"Lo masih sama, masih suka sama coklat."
Reyhan menoleh ke arah El, lebih tepatnya memandangi bungkus coklat di tangan El.
"Nggak ada yang berubah sama gue walau pun waktu banyak berlalu, semuanya masih sama El," jawab Reyhan sambil menoleh ke arah El sekali lagi.
Termasuk rasa gue ke elo, gumam Reyhan tetapi hanya dalam hati.
Ah dia masih pengecut rupanya.
El memposisikan duduknya, mencari tempat ternyaman sambil melemparkan pandangannya ke arah luar mobil.
Gue tahu Rey, batinnya sedikit merasa tidak enak. Ia mengerti dan ia sangat paham kalimat dari Reyhan mencangkup banyak hal.
"Nanti yang ikut turnamen emang sekolah mana saja?"
"Nggak tahu, aku cuma tahu CITRA JAYA doang."
"Ohh kamu semangat ya."
"WOY GIBBON! HOBI BANGET LO PACARAN DI LAMPU MERAH! DI GANGGUIN BENCONG TAU RASA LO!"
"Siapa ya? Gue nggak kenal sama mulut toa kayak lo!"
"Oh iya, my name is GIBRAN, not GIBBON okay!"
Gibran?
El membuka kaca mobil Reyhan, mencari - cari sumber obrolan itu. Di sampingnya, tidak ada, hanya ada ibu - ibu dengan anaknya. Di depan, nihil. Mobil mereka paling depan.
Di belakang?
"Oh my god!" kejut El pelan saat matanya bertemu dengan mata seorang lelaki yang juga terkejut melihatnya.
Dia laki - laki yang waktu itu kan? Lelaki di yang di sungai itu.
Laki - laki terlihat menimang - nimang sesuatu, lantas dengan segala kebulatan keputusan ia membuka kaca helm miliknya. Baru lelaki itu ingin berbicara, lampu berubah warna menjadi hijau. Membuat mobil Reyhan berjalan menjauh. Membawa El yang masih menatap ke arahnya dengan pandangan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...