BE HONEST

123 15 4
                                    

    El mengikuti langkah besar Alvian, kakinya yang lumayan panjang atau tidak pendek - pendek amat syukurlah bisa menyamai langkah kaki Alvian.

Lelaki itu terlihat mencari tempat mengobrol yang nyaman, tetapi di setiap tempat ada saja orang pacaran.

Alvian mendengus lelah, namun di bibirnya tersungging senyum tipis saat merasa bahwa di tempat ini lumayan sepi.

Jadi mereka aman berdua.

Maksudnya mengobrol agar tidak ada yang menguping.

"Jadi?" tanya El saat mereka sudah duduk dari beberapa menit yang lalu di bangku coklat taman kecil - kecilan tersebut.

Alvian menggaruk tengkuknya, bingung harus memulai dari mana dulu.

"Itu, masalah Seila, lo-"

"Wah, anak zaman sekarang pacaran memang tidak kenal waktu ya!"

Duh ada aja sih. Gerutu Alvian dalam hati.

Kepala kedua remaja itu kompak menoleh ke arah Pak Rupawan, guru Kimia mereka yang memergoki mereka. Di tangannya terdapat beberapa kantung bibit tanaman bunga beraneka jenis.

"Setidaknya kalian pulang terlebih dahulu, biar tidak di cariin sama orang tua!" cibir Pak Rupawan

"Lah bapak ngapain belum pulang? Nggak takut di cariin istrinya?"

"Ngejek saya kamu ya!" galak pria seumuran Papa dari El itu.

Alvian menepuk dahinya dramatis, "Oh iya, lupa bapak kan jomblo ya," ujarnya yang mendapat geplakan dari Pak Rupawan dengan daun  mawar yang di pegangnya.

"Sembarangan ya kamu, saya bukannya jomblo, hanya belum dapat yang cocok aja!" seru Pak Rupawan tidak terima. Lelaki 40 ke atas itu berbalik lalu memhambil sekop kecil yang di gunakannya untuk menanam.

Alvian berbisik kepada El, "Eh gue tau nih kenapa Pak Rupawan jomblo terus, beliau pasti pemilih banget sama cewek, ya kalau wajahnya seganteng Justin bieber ya wajar, lah ini mirip squidward gitu masih aja pemilih," bisik Alvian yang langsung mendapat injakan kaki oleh El.

"Eh kalau Pak Rupawan denger mampus nilai kimia lo anjlok!" bisik El.

Alvian refleks menutup mulutnya sambil menatap polos ke arah El. "Oh iya, maap lupa, Pak Rupawan kan orang paling sentimen di persatuan guru - guru Citra Jaya," jawabnya.

"Heh yang di sana jangan bisik - bisik terus, mending bantu bapak tanam ini tanaman hias biar bagus sebelum penilai kebersihan datang!" seru Pak Rupawan sambil melambaikan tangannya, memanggil kedua remaja itu.

Alvian mengernyit, "Bukannya bapak yang nyaranin kami pulang dulu, kalau gitu saya pulang ya Pak nanti Mami saya nyariin!" kilah Alvian sambil menggandeng El menjauh.

"Et et et, Bapak nanti yang kasih tau Mami kamu, sekarang sebagai anggota sekolah yang baik dan benar ayo bantu bapak mengindahkan sekolah ini!" Pak Rupawan menggeret tangan Alvian dan memberikannya sekop kecil yang di gunakan untuk menggemburkan tanah.

Alvian menatap aneh sekop kecil  di tangannya.

"Tapi kan saya anggota Stray kids Pak!"

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang