NUMBER ONE

168 19 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!








Arsi menatap ke minuman rasa melon yang sedari tadi di aduk - aduknya. Sesekali ia melirik ke sekitar memastikan El segera datang dan mengajaknya pergi dari tempat asing ini.

El itu, dia bilang bentar, tau - taunya bentar bagi El itu 1 jam. Arsi melirik ke arah meja yang di duduki beberapa gadis. Mereka sesekali melihatnya terutama saat satu lelaki tampan tapi menurutnya masih tetapp tampanan Satya bergabung di sana.

Arsi semakin menundukkan kepalanya, apalagi tatapannya bertemu dengan tatapan salah seorang gadis di sana. Ia tidak tahu dan tidak mau tau apa yang mereka bicarakan.

Tapi, bisakah gadis itu berhenti menatapnya sekakan ia kriminal, atau menatapnya seperti harimau yang melihat seekor rusa gemuk.

"Siapa siswa SMA itu?" tanya Arion sambil mengalihkan perhatiannya dari Arsi. Avira mengedikkan bahunya sambil memakan cemilan di atas meja.

"Nggak tahu, tadi datang sama satu cewek lagi," jawabnya.

"Cewek?" Arion mengernyitkan alisnya dan Avira mengagguk tidak jelas sebagai jawabannya.

Mei gadis berkacamata itu meletakkan novel romansa yang di bacanya. Ia menaikkan sedikit kacamatanya.

"Iya, SMA juga, dia nggak bilang mau ngapain, kayaknya salah satu keluarganya ada di sini," sahut Mei.

Rissa menelan makanan yang di kunyahnya, "Kayaknya ketemu sama Rasti," ucapnya, ia menegak minumannya sejenak.

"Hmm tapi ya untuk ukuran keluarga karyawan, gadis itu cukup berani sampai makan dan minum di cafe milik bos nya," lanjut Rissa.

"Risaa," tegur Mei.

Rissa mengernyit bingung, "Apa sih Mei? Gue kan cuma berpendapat," bela Rissa.

"Tapi bahasa lo Ris, seakan lo nggak suka sama dia," jelas Mei.

"Udahlah Mei, kayak nggak tahu si Rissa aja, dia kan mulutnya memang agak gitu," sahut Lyla yang sedari tadi diam, Rissa mengagguk setuju.

"Bener tu, lagian emang udah nggak suka mau di gimanin ya tetap nggak suka, masa ia harus pura - pura suka," ucapnya sambil menggembungkan pipinya agak kesal juga. Ia menoleh ke arah Arion.

"Bay the way Yon, kapan mau desain taman belakang?" tanya Rissa. Arion menoleh ke sumber suara.

"Entaran Sa," jawabnya sambil melirik ke arah Arsi lagi. Ia penasaran, bukan kepada Arsi tapi kepada gadis yang di ajaknya itu. Ia ingin menghampiri gadis itu memastikan pemikirannya benar, tapi lengannya di tahan oleh seseorang.

"Mau kemana?" tanya Avira manja. Arion tersenyum lembut sambil mengusap kepala gadis itu.

"Gue kesana dulu bentar," jawab Arion lembut.

Avira memasang wajah cemberutnya, "Ngapain?"

"Jangan bilang nyamperin dia karena tertarik!" lanjut Avira galak. "Kamu juga dari tadi liat - liat dia terus."

Arion terkekeh kecil sambil tersenyum lembut, "Nggak ada yang lebih menarik dari lo," ucapnya sambil mengedipkan matanya yang membuat Avira merona. Lalu melepaskan lengan Arion perlahan.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang