CERITA REGGA

172 17 0
                                    






  El menumpukan kepalanya di meja tempatnya belajar. Ia memandang ke arah luar melalui jendela kelas. Posisi kelasnya yang berada di atas dan berhadapan langsung dengan lapangan upacara membuatnya dapat dengan leluasa memandangai siswa kelas sebelas yang sedang berlatih menjadi petugas upacara. 

Iya, di tengah teriknya matahari yang membuat beberapa siswa terpaksa menahan sumpah serapahnya.

Ahh El tentunya melihat itu juga,  para pasukan pengibar bendera. El tiba - tiba tertarik dan ingin bergabung ekstrakurikuler PASKRIBA yang di adakan sekolahnya.

El tersenyum saat beberapa siswa malah mengeluh sambil mengadah menatap sinar matahari, memohon supaya Sang  Surya sedikit mengendurkan cahayanya. Maklum matahari sedang teriknya saat ini.

Bicara tentang panas, tiba - tiba satu hal terlintas di kepala El. Semua masuk akal bagi El sekarang. Ia yakin sosok itu, sosok terbakar itu tak lain dan tak buka adalah Alvina.

Alvina, mungkin dia juga meminta keadilan. Bagaimana pun Alvina adalah korban paling murni di sini. Ia tidak terlibat dalam pembullyan Mela dan malah dirinya objek bully utamanya. Alvira masih terlihat lebih jarang di bully dari pada Alvina. Mungkin karena insting Alvina yang ingin melindungi adiknya dengan mengorbankan dirinya menjadi objek bulan - bulanan Mela.

Tapi bukan begini caranya, Alvina bisa mencari solusi yang lebih baik tanpa menyakiti siapa pun. Yaitu menjadi berani, seharusnya jangan menerima begitu saja perbuatan tidak pantas yang di layangkan kepada kita. Karena itu semua adalah hak asasi kita, kita sebagai manusia berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan berhak hidup aman.

"Ini demi kita Ra."

Demi kita, itu kata yang di lontarkan oleh Alvina saat Alvira mencoba melawan Mela.

Demi kita, apa Mela memiliki pengaruh yang kuat di hidup mereka berdua.

Anak dari pengusaha parfume terkenal dan kain terbaik di negeri ini.

El membulatkan bibirnya sebentar tanda mengerti. Ia tersenyum miris, oh sudah tentu saja pengaruh keluarga. Sejauh yang bisa El tafsirkan, mungkin keluarga atau ayah dari Mela mempunyai pengaruh yang kuat kepada keluarga Alvira.

Mungkin dulu sebelumnya, ayah Alvira bekerja pada perusahaan ayahnya Mela. Atau apapun itu yang membuat keluarga Alvira sangat bergantung pada ayah Mela. Dan membuat keluarga Alvira menjadi tak berdaya di bawah kekuasaannya.

Dan mungkin saja karena ada campur tangan ayah Mela untuk menutupi segala perbuatan buruk anaknya yang gila.

Kepala El tiba - tiba menegak, ia teringat saat kejadian dimana sosok terbakar itu mendatanginya malam itu. Menerornya, apa mungkin alasannya El yang mengatai adiknya...

Topeng monyet?

Uhh sensitif sekali, padahal El kan hanya bercanda.

"El lo ngadain give away otak nggak?"

El menggentika tumpuannya sambil melirik ke arah Rifa yang kini terlihat bertingkah ingin mengganggunya.

"Hah?" tanya El tidak mengerti.

Rifa tiba - tiba duduk di samping El dengan wajah yang di buat selecek kertas koran yang El colong dari ruang OSIS. Ia ikut - ikutan menumpu kepalanya dengan kedua telapak tangan yang di buat seperti gaya khas girlband cerrybelle.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang