3 WHITE ROSE

135 16 0
                                    


BRUKKK

El yang baru turun dari bis sedikit oleng ke belakang saat seorang gadis berdress pendek di atas lutut berwarna merah maroon menabraknya. Ia memeriksa bunga di tangannya, syukurlah itu tidak rusak.

"Eh maaf - maaf, saya buru - buru, apa anda tidak papa?" tanya seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan masker dan topi.

El menggeleng, entah kenapa lidahnya terasa kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan dari gadis itu. Manik mata El, sibuk mengamati mata gadis yang terlihat sangat familiar di itu. Lalu menelisik penampilannya sekilas, ia tahu itu sangat tidak sopan, tetapi setiap dalam diri gadis itu terasa sangat menarik untuknya. Potongan rambut bobnya yang di selipkan di topi sungguh mengingatkan El pada seseorang. Tetapi melihat gaya berpakaiannya yang begitu terbuka, sangat tidak mungkin itu adalah dia.

"Syukurlah, sekali lagi saya minta maaf, permisi," ucap si gadis yang memecahkan lamunan El. Wanita itu sibuk berlari menjauhi club yang baru saja di tinggalkannya.

'Apa dia bekerja di sana atau kesasar di sana seperti Kak Arina si ceroboh ulung?'

El menggeleng, itu bukan urusannya. Abaikan saja El dan hidup normal seperti biasa.

Tetapi entah kenapa gadis itu masih mengganjal di pikiran El. El kembali menoleh ke arah gadis yang telah berlari jauh itu.

Apa anda tidak papa?

Suaranya juga sama familiar nya, hanya sedikit tidak jelas karena tertutup masker.

"Suara gadis itu mirip dengan.... Ah masak sih dia pergi ke club berpenampilan seperti wanita malam begitu?"

***

Seorang gadis berbaju tahanan tengah duduk menyendiri di sudut ruangan. Matanya menatap kosong ke arah depan. Teringat sesuatu tangannya lantas merogoh sakunya, diam - diam mengeluarkan selembar kain putih dengan sulaman berbentuk bunga mawar di ujungnya. Sangat sederhana tetapi indah.

Mata tajamnya menatap ke arah lembaran kain itu. Mengingatkannya pada potongan memori.

"M-mau aku buatkan jus?"

"Cih nggak perlu! Jus gue bisa keruh di sentuh sama tangan kotor benalu kayak lo!"

"Ayah ngapain sih ni anak di tampung di sini, belum tentu juga ini anak ayah kan?"

"Heh, lo itu cuma numpang di sini jadi nggak usah banyak tingkah!"

"Aku juga anak dari ayah Alvira!"

"Nggak usah halu lo! Paling ibu lo cuma wanita murahan yang ngaku - ngaku di hamilin Ayah gue!"

"Ayah suruh saja gadis itu tidur di gudang!"

Dan Alvira masih mengingat kejadian setelahnya, ayahnya mengiyakan perkataannya. Sebagai hukuman karena pulang melewati jam malam, hanya sekali tetapi gadis malang itu di kurung selama tiga hari, tanpa makan. Tunggu, gadis malang?

Bukan nasibnya yang malang, tetapi ia yang membuat nasibnya menjadi malang.

"Dasar gadis kotor perusak pemandangan! Pergi sana lo, hadir lo sama sekali nggak di butuhkan!"

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang