El menggosok lengannya yang terasa dingin karena di terpa oleh angin malam. Dirinya kini berdiri di balkon kamarnya. Menatap pemandangan di malam hari yang di hiasi oleh gemerlap lampu malam.
Ia meraih kalung yang berbandul oval sederhana. Sederhana tetapi elegan. Itu adalah kalung yang di berikan oleh orang yang lahir di keluarganya semenjak mereka baru di lahirkan.
Itu bisa di bilang sudah menjadi tradisi, yang sudah di laksanakan dari nenek moyang mereka.
El menatap lekat kalung tersebut. Ini asli dan sama dengan saudara - saudaranya yang lain.
Itu artinya tidak mungkin ia bukan anak keluarga ini. Ia juga sangat mirip dengan Reino. Iya dia lebih mirip Reino dari pada Arion dan Aidan, tetapi kalau di lihat sekilas tetap saja mereka beruda mirip.
El mengalihkan pandanganya dari kalung tersebut dan kembali memasukkannya kedalam kaos hitam overrsize nya.
Genggaman tangannya pada pembatas balkon mengerat. El tidak akan memperdulikan apa kata Rayyan lagi.
El terlahir sebagai anak yang pemberani. Berani berbuat baik, berani berprestasi, berani kepada hal mistik... Dan tentunya juga berani membangkang bukan? Anak baik? El tidak selamanya begitu.
Privasi? Ah, untuk saat ini El akan pura - pura tidak kenal dengan kata itu.
El tersenyum tipis sambil berbalik memasuki kamarnya.
Whusss
El mengusap tengkuknya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya berpegangan kepada pintu balkon yang sebagian besar terbuat dari kaca.
El melirik ke kanan dan kekiri lalu dengan gerakan tiba - tiba memoleh ke arah belakang. Tidak ada apa - apa. Hanya pohon yang di terpa oleh angin malam yang lumayan kencang.
El berbalik.
"Hanya angin, ya--AAAAA"
Bau busuk memenuhi indra penciuman El.
Dengan gerakan tak beraturan. gadis itu menyingkirkan segala rambut yang menutupi wajahnya. Mata El tertutup, namun saat ia membuka matanya, ia langsung bertatapan dengan wajah dengan luka bolong di pipi kirinya.
"HIHIHIHI!"
El menyingkirkan rambut itu lalu nekat berlari memasuki rumahnya. Hantu itu, sosok itu masih diam di pintu balkonnya sambil memberikan tatapan menyeramkan kepada El.
El memundurkan langkahnya saat perlahan kaki sosok itu melayang. Apa dia akan menghampirinya?
El memutar - mutar knop pintu yang tiba - tiba terkunci. Ah sial apa ini ulahnya juga.
El memutar - mutar knop pintu dengan panik saat sosok itu semakin dekat dan mengarahkan tangan hancurnya ke arahnya
El menutup matanya, saat sosok itu semakin dekat.
Gue bukan penakut, bukan penakut, bukan penakut.
Iya El bukan penakut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...