Adakah dia bagi El?

399 41 0
                                    

















"Lo tinggal dimana Kak?" tanya El memecah keheningan di antara mereka yang berlangsung sejak bermenit - menit yang lalu, kepalanya lantas ia sandarkan pada jendela dan memfokuskan dirinya pada handphone di tangannya.

"Apartemen, nggak jauh dari rumah lo," jawab Satya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan di depannya.

"Kenapa nggak di rumah Om Melvin lo aja?" ucap El yang langsung mengundang tawa lelaki di sampingnya.

"Rumah Om Melvin haha!"

"Kenapa!?" tanya El kesal.

Satya menghentikan tawanya, ia melirik El geli.

"kayak agak aneh gitu kata - katanya," gumamnya sambil tertawa geli.

El memicingkan matanya, "Aneh apanya coba, emang kata - kata gue memgandung bahasa alien?"

"Bahasa lo memgandung merica, mata gue perih jadinya."

"Gak jelas lo kak!"

"Emang bener bokap gue Om lo kan?!" sewot El, "Seharusnya lo tuh jawab pertanyaan gue dulu!" jawab El ngegas.

Satya menarik nafasnya berusaha menghentikan tawanya, entahlah, tetapi ia merasa dirinya ini sangat receh.

"Gue di sini itu biar belajar mandiri El."

"Kenapa nggak di hutan aja biar belajar paling mandiri sekalian?" tanya El yang di hadiahi delikan tajam oleh lelaki di sampingnya.

"Nggak ah, ketemu sama lo aja udah susah, apalagi ketemu sama sudara - saudara lo!"

"Saudara - saudara gue?"

"Monyet!"

"Sial--" El kembali mengatupkan bibirnya ketika teringat akan sebuah peraturan. Ia lantas menolehkan kepalanya ke arah jendela, menghindari tatapan tajam dari lelaki di sampingnya.

"Hayoo, mau ngomong apa tadi, sekali ngumpat masukin uang seratus ribu di sini!" ucap Satya seraya menunjuk sebuah celengan kucing berwarna merah yang ia letakkan di dashboard mobilnya.

El berdecih, "Ke enakan di elo itu namanya!"

"Makannya jangan ngumpat!" ucapnya Sebelum menghentikan mobil yang di kendarainya saat lampu berubah berwarna merah, ia mengetuk - ngetukkan jarinya pada stir mobil berharap lampu segera berubah warna.

"Kenapa baru kelas sebelas pindahnya?. Kenapa nggak dari kelas sepuluh?"

"Kata mama gue masih terlalu kecil."

"Dasar anak mama!" cibir El.

"Emang gue anak mama masak anak gorila!" sewot satya.

El tertawa kecil, mendadak ia merasa geli. Dimana Satya yang kalem dan cool yang ia kenal. Ternyata sifatnya sama saja. Namun tawanya mengendur saat mendengar kalimat lanjutan yang keluar dari mulut Satya.

"Nggak papa, yang penting mama gue selalu sayang gue!" ucapnya spontan.

Namun sesaat kemudian ia menyesali mulutnya yang tiba - tiba lemes ini saat melihat ekpresi senang El yang perlahan memudar.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang