AKHIR

266 21 0
                                    






"Shiva memang tertarik dengan dunia bisnis sejak ia menginjak bangku kuliah, sebenarnya tidak setertarik itu, tapi hanya saja mengajaknya sesekali tidak ada salahnya kan? Pengetahuan akan semakin baik jika dikembangkan."

Arion menyimak perkataan dari sahabat papanya sekaligus ayah dari Shiva.

Rangga.

Arion tersenyum kecil, berfikiran berbeda dengan cerita dari Rangga, dan itu berhasil disadari oleh Rangga.

Lelaki itu menepuk bahu Arion sekilas. "Kenapa? Apa kamu berfikir bahwa kami sengaja membawa Shiva keacara bisnis dengan tujuan ingin menyiapkannya menjadi pedamping kamu nanti?" tebak Rangga yang seratus persen benar.

"Saya harap pikiran itu tidak terjadi," jawab Arion.

Karena akan sangat menyebalkan, Arion tidak suka obsesi seperti itu.

Rangga terawa pelan. "Tidak salah kamu berfikiran begitu." Ucapnya. Ia menatap dari kajauhan Shiva yang mengobrol dengan seorang wanita.

"Sebenarnya Rayyan tak seobsesi itu untuk menjodohkan kamu jika saja pilihan kamu bukan anaknya Kevin."

"Dia hanya takut sejarah terulang lagi."

"Dia tak memiliki alasan yang buruk untuk menjodohka para anak - anaknya."

Arion menatap Rangga lekat. "Maksud Om? Lalu Om tau apa alasannya?" tanya Arion yang hanya dibalas senyum kecil oleh Rangga.

"Untuk itu kamu cari tahu sendiri, tanyakan pada Rayyan, kalian ayah dan anak bukan?"

"Dan oh iya," Rangga menatap ke arah Arion. "Memang tujuan kami sebenarnya melalui perjodohan ini bukan hanya sekedar untuk merekatkan hubungan kami,"

"Sebagai sahabat yang baik sudah tentunya harus saling membantu bukan? Papa kamu memang terobsesi untuk memisahkan hubungan kamu dan Avira, maka dari itu ia mencoba memdekatkan kalian berdua,"

"Kamu pasti sudah tahu alasan Rayyan tidak mensetujui hubungan kamu dan pacar kamu."

"Tapi walaupun kamu tak menyukai Shiva, cobalah untuk pertimbangkan sedikit, kamu sosok suami yang memegang masa depan yang bagus untuk setiap masa depan perempuan. Dan setiap ayah mengharapkan sosok seperti kamu untuk putrinya."

Rangga menghela nafas kecil. "Tapi kalau memang kamu nggak suka, jangan dipaksa, kamu boleh memilih siapa saja, dan papa kamu juga akan setuju, asalkan.."

Rangga menepuk pundak Arion. "Pilihan kamu bukan Avira, pertimbangkan perasaan papa kamu juga, atau tidakkah kamu merasa benci setelah perbuatan Kevin 9 tahun lalu?"

"Pilihan ada ditangan kamu nak."

***

Bagaimana kalau papa waktu itu serius dengan ucapannya? Serius tidak akan ada pengekangan berlebihan di antara mereka?

Aidan meletakkan kepalanya di atas helm fullface miliknya di atas motornya. Di antara suasana taman yang sepi Aidan merenungkan semuanya.

Haruskah Aidan menaruh rasa percaya pada Rayyan. Haruskah ia juga mengurangi egonya dan berhenti menghindari keluarganya sendiri?

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang