Tuk tuk
Suara ketukan sepatu El menggema di lorong SMA Citra Jaya.
Itu hal yang wajar, mengingat jam pulang sekolah sudah menggema 15 menit yang lalu, dan pastinya para siswa pasti sudah menuju rumahnya masing - masing.
El menatap satu persatu pintu kelas yang di laluinya, bulu kuduknya sedikit berdiri seiring dengan udara dingin yang berhembusan.
El berdiri di depan pintu gudang yang tertutup rapat di depannya. Lorongnya tak seramai lorong sekolah yang lainnya. Jika saja gosip lorong ini lebih heboh dari lorong kematian yang pastinya lebih terang dari ini, sudah dipastikan tempat ini akan menjadi tempat paling angker di SMA Citra Jaya.
El perlahan memutar knop pintu kayu yang terletak paling ujung lorong.
Krietttttt
El berjengit saking terganggunya akan suara decitan pintu tua yang sudah lama tak di buka itu.
Ia melirik ke sana kemari, tempatnya lumayan luas.
Tetapi penerangannya kurang bagus, di tambah ada pohon besar di samping luar ruangan yang membuat tempatnya semakin gelap karena sinar mataharinya terhalang.
El berjalan masuk, meraba satu persatu loker tak terpakai yang di taruh di sini.
Ya dia tahu tempat ini saat tak sengaja mendengar obrolan dar kakak kelasnya yang membicarakan gudang berisi penuh tumpukan loker.
El hanya coba - coba datang kesini, mengingat sekolahnya baru saja mengganti loker yang sudah lama dengan yang baru.
Ia kemudian mengingat - ingat isi dari surat itu.
Tempat tak akan pernah ia kunjungi
January, 01.
"Januari kosong satu hm?" El mengetuk jarinya di dagunya.
"Januari --- kenapa sih dengan bulan satu it--"
El menghentikan ketukan jarinya kemudian kembali menegakkan badannya.
"101!" gumam El lalu kembali berjalan menyusuri loker demi loker.
Ia, nomer loker itu pasti 101.
El mengumamkan satu persatu nomor pintu loker yang ia lewati, hingga tiba - tiba kakinya berhenti pada satu nomor.
"101," gumam El pelan.
Tangannya lantas perlahan membuka pintu loker yang tertutup rapat.
Krrieettttt
El memusatkan perhatiannya ke dalam pintu loker, tidak ada apa - apa selain sarang laba - laba yang menyelimuti dingding loker usang itu.
Oh tidak, ada satu benda di pojokan yang menarik perhatian El.
"Buku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...