"Reyhan, kenapa lo mau ikut basket?"
Reyhan, lelaki tampan bertubuh tinggi itu menoleh ke arah gadis cantik yang sedang menyedot susu coklat kotak di tangannya.
"Pengen aja," jawabnya singkat. Sella mengernyit sambil menatap Reyhan dari samping.
"Katanya lo nggak jago basket," ujarnya yang membuat Reyhan melirik kepadanya.
Gadis itu sudah tahu terlalu banyak tentangnya. Dan Reyhan rasa ia semakin merasakan perasaan gadis itu yang lebih dari sekedar teman kepadanya. Dan ini sedikit berbahaya.
"Basket gue nggak seburuk itu," jelasnya.
Sella mengagguk paham walau pun ia merasa Reyhan akhir - akhir ini sedikit berbeda sikap kepadanya.
Kadang terlalu ramah, dan kadang terlalu cuek. Seperti sekarang, lelaki itu sedikit cuek kepadanya.
"Semangat aja kalau gitu, semua orang nggak akan langsung bisa, mereka memulainya dari nol sampai mahir, nggak ada yang langsung bisa di dunia ini," ucap Sella mencoba memberikan support kepadanya.
Ia tahu walau pun wajah Reyhan terlihat baik - baik saja dan tenang - tenang saja. Pasti dia sesekali pernah merasa insecure karena berada di tengah - tengah perkumpulan orang yang jago basket di bandingkan kemampuannya yang tidak jago - jago amat.
Sella melihat jam yang tertera pada layar handphone nya.
"Rey gue balik dulu ya, ada urusan eskul," pamitnya.
Lantas tangannya meraih paperbag yang sedar tergantung di lengan kanannya.
Ia melirik malu - malu ke arah Reyhan lalu dengan segera memberikan tas yang berisi makanan itu ke arah Reyhan.
"Ini di makan ya, lumayan buat ngeganjel kalau laper selesai latihan," ujarnya sambil meletakkan tali tas itu di tangan Reyhan.
"Gue pergi duluan, jangan lupa semangat!" ujarnya lalu berlari pergi. Menyembunykkan rona merah pada pipinya.
Reyhan tidak pernah menolak makanannya akhir - akhir ini, tapi apa ini kesempatan bagus untuknya?
Bolehkah Sella merasa senang atas itu?
Di sini Reyhan memandangi paperbag coklat yang berisi roti lapis itu. Lalu bergantian menatap Sella yang menjauh.
Akhir - akhir ini, memberikan bekal kepadanya memang hal rutin yang Sella lakukan kepadanya. Reyhan selalu menerimanya karena selain irit uang ia juga berfikir bahwa Sella melakukan ini karena sebatas teman.
Tapi sepertinya sekarang Reyhan harus berfikir dua kali untuk mengatakan itu.
Reyhan mengingat kebelakang saat bagaimana Sella memberikan perhatian berlebih kepadanya.
Bagaimana dia yang selalu mengajaknya pergi ke kantin bersama, menceritakan banyak hal berusaha membuat lelaki itu nyaman padanya. Memberikan coklat dan makanan lainnya. Mencari kesempatan untuk selalu dekat dan mengobrol dengannya.
Bersikap lembut kepadanya di saat Reyhan tahu, Sella tidak begitu ramah dengan makhluk berjenis kelamin laki - laki.
Ya walau pun mantannya juga banyak dan itu pun karena mereka yang mengejar Sella.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...