WHY

141 16 0
                                    


"Mungkin dia punya caranya sendiri, mengabaikan dari luar bukan berarti tidak perduli."

El menghela nafas, mungkin yang kakaknya katakan itu benar. Alvian punya cara lain untuk memprioritaskannya. Ya tidak papa, El tidak memaksa untuk di prioritaskan, ia tahu Alvian punya kehidupannya sendiri. Tetapi ia hanya tidak suka jika Alvian hanya ngomong besar doang dan tidak bisa menepati ucapan.

Lebih baik jangan katakan apa-apa, itu hanya membuat dirinya terlihat buruk di mata El. El akan mengerti.

El tidak suka lelaki yang seperti itu. Kalau ia tidak suka bilang saja tidak suka, El lebih suka orang yang langsung bicara jujur dari pada memaksakan segalanya. Apa lagi sampai berpura - pura. El merasa seperti sangat tidak laku dan menyedihkan kalau seperti itu.

El menyenderkan punggungnya di dingding belakangnya. Saat ini ia duduk di dekat taman sekolah, ada kursi, lebih tepatnya hanya beton yang di buat memanjang dan menempel dengan dingding. Dan El duduk di sana sambil menekuk satu kakinya dan kaki lainnya ia luruskan, matanya ia pejamkan, menikmati suasana taman yang lebih tenang dari pada area sekolah lainnya.

Semoga hantu - hantu yang menatapnya dari atas pohon mangga itu tidak menghampirinya.

"Seriusan?"

Mata El terbuka sebelah sambil melirik kearah balik tembok. Oh hanya beberapa siswa yang mengobrol, bukan hantu.

El kembali menutup matanya, menikmati suasana yang tak sedamai tadi gara - gara gadis - gadis rempong itu.

Sudah El pastikan mereka akan menjerit - jerit tak karuan seperti bertemu dengan idolanya.

"Padahal gue niatnya kan cuma pura - pura ya, mau fitnah si gadis ugal - ugalan itu. Tapi ya nggak jadi fitnah gue, di belain cowok idaman soalnya akhhh."

"Iya cuy, tumbenan si Alvian mau ikut campur, biasanya juga cuek - cuek ayam."

"Apaan cuek ayam?"

"Saudara nya cuek bebek."

"Elo dong, lo kan bebek."

"Sialan lo!"

"Kaya nya Alvian suka lo deh."

"Ho'oh, dia belain sampai segitunya berarti dia suka juga sama lo, lo nggak tau gue sering liat dia juga diam - diam merhatiin lo."

"Iya juga yaa aduhh gue merasa secantik itu di sukai sama Alvian."

"Yaudah kalau jadian PJ, gue paling gede."

"Iyain biar badannya makin lebar!"

"Ngapa iri?"

"Siapa yang iri sama body gajah!"

"Kayaknya enggak deh."

"Hah, apanya yang enggak?"

"Gue ragu Alvian suka sama Rhea, Alvian udah punya tunangan."

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang