Huekkk
"Cemen lo Kak, gitu doang pusing," cibir El seraya memakan kripik kentangnya. Ia tadi membelinya sambil menunggu kakaknya yang menghilangkan rasa pusingnya.
Arion menatap El tak percaya, "Gitu doang," wahh seriously, ingin rasanya Arion menggantung adiknya dalam posisi terbalik di atas monas.
"Kak nanti kalau kencan sama pacar lo jangan di ajak ke pasar malam ya, ntar dia mau naik Roller coaster lo nya malah muntah, kan malu," ledek El seraya tertawa geli.
Arion menyentil dahi adiknya gemas, ini nih yang kadang membuat Arion dulunya enggan dan berfikir melalui banyak dimensi jika di ajak ke pasar malam, kedua saudaranya pasti selalu berakhir mengejeknya karena seringnya ia muntah ketika menaiki roller coaster.
Entah kenapa saudara - saudara tercintanya ini begitu tergila - gila dengan wahana itu.
Arion meminum air mineralnya.
"Gue seret lo ke rumah hantu!" gerutu Arion setelah selesai minum.
El memutar bola matanya malas, "Nggak usah deh kak, bosen gue, lo tau kan," El membuat pola besar dengan kedua tangannya di udara.
"Dunia ini adalah rumah hantu terbesar di hidup gue," ujarnya. Arion mengagguk, benar juga ya, pikirnya. Mereka melanjutkan langkah mereka, mengelilingi pasar malam yang lebih ramai dari biasanya itu. Arion merangkul El, takut adik kecilnya itu menghilang di telan lautan manusia. Sesekali ia mengusap puncuk kepala adiknya.
Pasti berat memiliki kemampaun seperti El. Dari dulu Arion selalu berharap, agar suatu saat kemampuan adiknya itu bisa menghilan atau di alihkan kepadanya saja. Ketakutan akan bahaya yang menimpa El selalu membayang - bayanginya setiap mengingat El memiliki suatu kemampuan khusus itu.
Berurusan dengan makhluk halus seperti mereka bukanlah perkara yang mudah, tidak semua di antaranya juga baik. Masa lalu mengajarkan Arion untuk mencegah adiknya terlibat dengan mereka lebih dalam. Maka dari itu ia maupun Papa nya selalu menolak jika El sekedar terlibat sedikit saja dengan para makhkuk halus itu.
Mereka akan menolak di garda terdepan.
"Kenapa berhenti kak?" tanya El saat tiba - tiba Arion menghentikan langkahnya. Arion menatap ke arah sekeliling dengan pandangan curiga, lalu menggeleng.
"Nggak, nggak papa," ucapnya sambil tersenyum kecil. Ia kembali melanjutkan langkahnya.
Kayak ada yang ngikutin, batin El dan Arion berbarengan.
"WOY DAN NGAPAIN DI SITU KEBURU DI TINGGAL HEH!"
El dan Arion sontak menoleh begitu pun beberapa pengunjung yang lainnya ke arah teriakan memekakkan telinga dari seorang lelaki.
Lelaki itu tampak meringis malu, begitu pun lelaki bertopi hitam dan berjaket ku- tunggu, itu kan yang El katakan penguntit ya.
"Jangan teriak malu bego, tarzan aja nggak seberisik lo!"
"Ya siapa suruh lo bolot banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...