Siapa yang berantem?"
"Sebenarnya kalau di bilang berantem nggak sih soalnya yang ribut sendiri temannya se El itu!"
"Hah Arvan?"
"Bukan!, yang cewek!"
"Meisya apa Sela--"
"Ahh iya - iya si Sela itu!"
"Berantem kenapa emang?"
"Katanya sih, si Sela yang tiba - tiba ngegas, padahal si El cuma bercanda gitu sih denger - denger."
"Dih kalau dia bercanda boleh, trus temennya nggak boleh gitu?"
"Mungkin gitu kali prinsipnya si Sela!"
"El kok tahan ya temenan sama dia?"
"Yang pasti bukan karena kalian yang suka gibahin gue di belakang!" sahut Sela datar sambil berjalan melewati mereka yang sedari tadi mengosipinya di lorong sekolah.
"Bukan ngegibah namanya kalau di depan orangnya langsung," celetuk salah satu gadis di sana yang membuat Sela melempar lirikan tajam ke arahnya.
"Apa lo nggak terima!" sewot gadis lainnya lalu membalas tatapan sengit Sela.
Sela berdecih, "Ya iyalah kalian cuma nyiptain polusi udara aja dengan gosip murahan kalian semua!"
Salah satu gadis itu berjalan mendekati Sela lalu menatap Sela dengan tatapan merendahkannya.
"Kenapa emang, masalah buat lo?" sinis gadis bernama Vira itu.
Sela mengekuarkan tawa sinisnya, ia lantas berbalik menuju ke jalan yang menjadi tujuan awalnya. Ia harus bisa menahan emosinya dan tidak mencakar mulut menyebalkan gadis - gadis pengganggu itu.
Apalagi ini masih di kawasan kelas Rey, bisa rusak reputasinya.
"Ngapain gue ngurusin kalian ngegosip apa nggak, toh yang nanti kebagian dosa nya juga kalian bukan gue!" ucapnya lalu berjalan menjauhi gerombolan gadis yang kini menatapnya sengit itu.
Ia membelokkan kakinya ke arah tangga lalu membuka pintu roftoof sekolahnya.
Ia menumpukan tangannya di pembatas roftoopf sambil memejamkan matanya.
Merileks kan pikirannya yang terasa kacau. Ia tersenyum miris. Bagaimana pun hanya dia yang akan mendapatkan pandangan negatif pada akhirnya.
Salahnya yang karena mencari masalah dengan gadis paling populer di angkatannya itu.
"Salah gue emang!"
"Ya!, lo emang salah di sini!"
Sela membuka matanya, lalu menatap gadis yang satu tingkat di atasnya itu datar.
"Tuh kan, populer mengalahkan segalanya. Bahkan hanya sekedar untuk membela adiknya pun di korbanin!" sinisnya sambil membuang mukanya.
"Gue nggak akan mandang sesuatu untuk hal remeh seperti populer itu," balas gadis berpenampilan kalem itu.
"La, ngebela yang sebenarnya itu bukan tentang teriak - teriak di depan umum bilang kalau lo nggak salah--" Ellavi, gadis itu menjeda ucapannya lalu menumpukan tangannya di pembatas roftoof.
"Tapi ngebela yang sebenarnya di mana kita ngingetin kalau orang yang kita bela itu salah."
Ella lantas menghadap ke arah Sela dan menatapnya serius.
"Sela tindakan kekanakan lo itu nggak hanya ngebuat lo di cap sebagai gadis emosian, tapi juga bisa ngerusak hubungan pertemanan lo dengan El, gue tau itu emang udah berlalu dan hubungan lo sama dia udah membaik, tetapi nggak semua bekas itu bisa dihilangain."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...