PILIHAN RAYYAN

172 18 0
                                    

"Maaf.. "

"Maaf.. "

Dan maaf.

Hanya kata itu yang dapat di ucapkan oleh Meisya setelah beberapa menit kedepan.

Maaf karena mengambil langkah menjauh.

Maaf karena tidak memikirkan perasaan mereka.

Maaf karena hampir bertindak sebagai sahabat yang buruk di saat mereka berjuang keras untuk mengembalikan semuanya seperti semula.

Reyhan merangkul bahu Meisya. Menenangkan gadis itu. Mengatakan bahwa, cukup satu kata maaf sudah membuat mereka tersenyum senang. Yang paling penting, pembuktin Meisya bahwa ia mau melangkah bersama menghadapi dunia ini lagi.

"Yaelah drama banget!"

Celetukan itu berasal dari Arvan. Dari lelaki yang kini tertawa dengan sisa air mata di pipinya.

Lelaki yang menghidupan suasana riang di antara kesedihan mereka.

Mereka semua saling memandang mata dan pipi sembab masing - masing.

Lalu kemudian tertawa bersama. Mentertawakan wajah buruk mereka setelah melewati sesi drama penting yang sayangnya membuat mata mereka berair.

Eh, tapi Alvian.. El segera berbalik. Mencoba melihat kelaki itu yang kini ikut membalikka tubuhnya ke arah luar.

El mencibir. Lelaki itu terlalu gengsi untuk sekedar mengakui dirinya juga ikut menangis.

Bagaimanapun Alvian itu adalah salah satu penganut muka sangar hati hello kitty, jadi jangan salahkan jika ia ikut menangis

"Jadi Meisya, lo akan berjuang bersama kami kan?" tanya El seraya menatap gadis berambut bob itu dengan senyum lebar di bibirnya.

Sekali lagi, Meisya menatap ke arah mereka semua yang juga menatapnya penuh harap. Lalu Meisya bergantian menatap telapak tangan El yang terjulur ke arahnya.

Seersekian detik berikutnya telapak tangan Meisya beralih di atas telapak tangan El. Menerima uluran tangan gadis itu.

"Of course," jawabnya diringi dengan senyumnya. Senyum yang terbit setelah sekian lama terpendam. Dan senyum itu nenular pada semua orang.

Senyum berharga Meisya, yang saat ini ingin mereka pertahankan.

"Dan tentunya tanpa pikiran negatif dari lo," sambung El seraya mengeratkan genggaman tangannya pada Meisya.

"Yaelah telat!"

Lagi dan lagi. Celetukan itu berasal dari Arvan yang kini menatap Meisya dengan senyum mengganggunya.

Ia merogoh sakunya seraya membuka sosial medianya, lalu lelaki tampan itu memberikannya pada Meisya. Membiarkan gadis itu dengan leluasanya membaca segala hal yang terkandung pada berita yang di uplode oleh akun yang pemiliknya adalah orang kepercayaan Reva.

Orang yang entah bagaimana nasibnya di tangan Reva saat ini.

Ah mungkin bahkan Reva tidak tahu nasibnya bagaimana. Yang pasti, gadis itu sudah tidak bisa mengganggu Meisya. Selain tak punya bukti akibat handphone nya rusak parah karena terjatuh. Ia juga pasti sibuk mengurusi masalahnya sendiri.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang