Meisya menyeruput jus jeruk yang di hidangkan oleh Mbak Sari itu seraya tersenyum di balik gelas kaca di kedua tangkupan tangannya.
Matanya yang menyipit karena tersenyum itu menatap senang pemandangan langka di depannya.
Akhirnya setelah sekian tahun penantiannya mereka berempat berkumpul kembali, sebagai sahabat.
Akhirnya empat serangkai berkumpul lagi.
"Jadi lo kemana aja anakan capung? Kurang libur lo baru sekolah udah nggak masuk?" tanya Arvan tidak santai sambil melempari Meisya dengan kulit kacang yang sedari tadi di makannya.
Meisya mendelik sewot, "Enak aja lo! Walau pun otak gue di bawah kapasitas, setidaknya gue bukan orang males kek lo!" sewotnya.
"Jangan sok rajin lo! Sekolah tiga kali seminggu aja bangga!"
"Dih ngomongin diri sendiri!"
"Gini nih kalau mulut sama otak nggak pernah di amplas!"
"Otak lo kali konslet!"
"Dih saya punya --"
"Udah kalian rajin gue yang nggak rajin! Diem nggak kalian!" relai Reyhan jengah.
Meisya mencebikkan bibirnya, ia lantas beringsut mendekati Reyhan dan menggandeng lengan laki - laki tampan itu sampai membuatnya si empunya geli.
"Akhirnya bapak wasit balik lagi," ucapnya girang, ia lantas melirik El yang duduk di sebrangnya.
"Nggak kayak ibuk wasit, masak gue sama Arvan di siram pakai air cucian sih, kan jorok," gerutunya pelan.
"Cucian kaos kakinya Arvan yang habis di fermentasi satu bulan lagi," lanjutnya.
El mengedikkan bahunya acuh, "Kalau nggak gitu, kalian mana berhenti ngebacot," jawabnya.
Meisya melepaskan lengan Reyhan saat mata bermanik coklatnya menangkap seorang gadis lain di samping El.
Meisya kenal gadis itu.
"Ehh teman sepercentilan gue di sini," ucapnya seraya mengedipkan sebelah matanya genit.
"Lo doang kali yang centil," jawab Sela balik.
"Ah nggak usah sok malu - malu gajah gitu, ini kita - kita doang kok nggak akan ada yang tau rahasia kita," goda Meisya.
"Dih bocah stress!" cibir Sela.
"Lo centil mah udah jadi rahasia umum kali Sa, nggak usah ngelabeli pake rahasia segala," cibir Arvan sambil menyuapkan butiran kacang yang sudah di kupasnya.
"Minta ditarik mulut si Spongebob!"
"BTW El," Meisya menunjuk segelas jus jeruk di hadapannya.
"Punya siapa nih, ngaggur, gue minum aja lah," lanjutnya seraya meraih gelas itu dan meminumnya, membasahi kerongkongannya yang serasa kering.
"Tadinya buat Sela, tapi doi nggak suka," sahut Arvan padahal bukan dirinya yang di tanyai.
"Lah sejak kapan Sela nggak suka, waktu itu di kantin aja dia habis dua gelas, ya nggak Sel Haha," ucap Meisya sambil tertawa kecil. Sela menendang pelan kaki pemilik nulut ember itu. Kesal, kenapa Meisya tambh ember ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...