"Sorry Sel, gue nggak bisa."
Seketika juga Sella seakan jatuh dari langit ketujuh mendengar pernyataan dari Reyhan.
Ia menunduk sekilas seraya meyakinkan dirinya Reyhan pasti hanya bercanda.
"L-lo bercanda ya?" tanya Sella gugup. Ia berharap jawabanya nya iya, tapi raut serius Reyhan seakan memberikan tanda - tanda buruk.
Tidak, Sella masih menolak percaya. Raut wajah Reyhan memang selalu seperti itu kan? Selalu serius.
Reyhan menggeleng, "Lo memang baik Sel, tapi gue bukan yang terbaik buat lo," Reyhan menunduk sekilas.
"Gue masih suka sama orang lain, gue nggak mau nerima lo dan hanya jadiin lo pelampiasan."
Nafas Sella tercekat ia meremas rok miliknya sampai kusut.
"Temuin orang yang benar - benar cinta sama lo, dan gue nggak masuk dalam kriteria itu, lo cantik, masih banyak yang mau sama lo, lelaki di dunia ini nggak cuma gue Sel," ujarnya sambil menepuk pelan kepala Sella. Memberinya semangat agar semua penolakannya tidak membuatnya down.
Sella kian menunduk, matanya memerah karena tak kuat menahan sakit hatinya.
Lalu apa maksud dari sambutan baik Reyhan terhadap sikapnya yang menunjukkan ketertarikan. Kenapa ia menerima setiap bekal yang di berikan dan memberi harapan pada Sella?
Lalu kenapa dia tidak menolak kehadiran Sella dari awal?
"Lalu kenapa lo nggak nolak segala kebaikan gue? Kenapa lo nggak nolak segala perhatian dari gue? Dengan itu lo seakan ngasih gue kesempatan dan membuat gue berfikir bahwa, lo juga memiliki perasaan yang sama ke gue?" tanya Sella tanpa berbalik menghadap Reyhan. Menyembunyikan air matanya yang mulai berjatuhan.
Reyhan menghela nafas pelan, "Lalu lo juga suka sama Arvan?" tanya Reyhan yang membuat Sella mengernyit bingung.
Kenapa jadi Arvan?
"Semua yang lo katakan itu, gue anggap itu sekedar perhatian sebagai teman. Nggak mungkin kan lo nggak perhatian sama teman lo? Nggak mungkin kan lo nggak baik sama teman lo? Dan untuk masalah bekal itu," Reyhan menjeda kalimatnya lalu berbalik menghadap pintu roftoof.
"Justru dari itu gue baru sadar, kalau lo menaruh perasaan lebih buat gue, gue akui gue terlambat menyadari, dan gue minta maaf, nggak seharusnya gue terima - terima aja dan ngebuat lo makin berharap sama gue," jelasnya.
Ia merogoh saku celananya. Mendapatkan tisu yang ia curi dari tas milik El.
Ia menyodorkannya kepada Sella. "Jangan nangis, gue nggak sebaik itu buat di tangisin, gue itu brengsek," suruhnya sambil menaruh tisu itu di genggaman Sella.
"Lo berhak dapat yang terbaik, dan setidaknya kita masih bisa berteman," ujarnya lalu beranjak pergi keluar dari roftoof, meninggalkan Sella sendirian di sana dengan rasa sakit yang di rasakannya.
Gadis itu memegang erat tisu di tangannya lalu melihatnya yang sudah lecek tak berbentuk.
Tisu ini, ia seperti pernah melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...