HER LIFE

144 18 0
                                    






El merenung menatap jalanan kota yang di lalui oleh bis yang di tumpanginya. Mengingat - ingat mimpi di sore hari yang baru saja di dapatkannya.

El tahu itu bukan sekedar mimpi biasa atau hanya bunga tidur belaka. Tapi El yakin itu adalah salah satu potongan kisah hidup Mela yang sedikit demi sedikit terkikis.

El menatap buku diary biru yang di pangkunya. Di situ di halaman pertama terdapat tulisan besar - besar yang tak pernah El anggap istimewa sebelumnya.

MY BLUE TOSCA.

Unexpected words in my mind


"I think, this is her memory before that accident."


"Biru toska, mungkin ini kata yang sering ia gunakan atau sukai sebelum amnesia."

Mela, sebenarnya dia orang seperti apa?

Lembut dalam kejahatan atau kejahatan dalam kelembutan?.

El kembali menoleh ke arah luar jendela bis, heran kenapa sedari tadi ia tidak sampai - sampai.

Seharusnya sudah dekat.

Jalan Kemangi nomor 76 dan dekat dengan gedung kesenian yang baru di resmikan.

Tapi tunggu. Seketika tubuh El menegak, ia menatap bingung ke arah luar jendela yang sepi. Lalu menatap kesekeliling bis yang juga sepi.

Hey, kemana semua penumpang sebelumnya?

Kemana anak kecil dengan boneka barbie di sampingnya?.

Kemana ibu - ibu gemuk yang sedari tadi memakan snack mengandung banyak micin dengan suara kunyahan besarnya?.

Dan...

El berdiri dari duduknya.

CKITTT

Sontak kepala El terhantuk dengan kursi penumpang di depannya karena bis yang berhenti secara mendadak. Ia mengusap dahinya yang mungkin lebam.

Ah padahal luka nya sebelumnya baru sembuh. Sudah lebam lagi.

El mengesampingkan rasa sakit di dahinya. Kakinya berjalan ke arah depan, ke arah pintu bis yang tiba - tiba terbuka.

El menoleh ke arah supir, menanyakan perihal apa yang terjadi.

"Pak? Kenapa bis nya berhenti di sini?" tanya El sopan.

Sudah sampai? Tidak mungkin, masak ia komplek mewah dengan rumah besar mewah itu penjara.

Namun sopir itu tidak membalas dan memilih keluar bis, lalu berjalan ke arah sebrang, ke arah hutan gelap dan tak kembali lagi.

El panik, sudah di bawa ke tempat antah brantah, dan sekarang dengan tidak bertanggung jawabnya ia meninggalkannya sendirian.

Tunggu? Antah berantah?.

Brumm

El kembali tersentak saat mendengar deruan mesin mobil si sekitar bis itu. Ia menoleh ke arah sekitar. Lantas matanya menangkap ke arah sebuah rumah besar, kelihatannya rumah bersuasana hidup dan berpenghuni.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang