"Cari siapa dek?" tanya seorang gadis seumuran Arion sambil menghampiri El yang mengamatinya. Ikut berdiri di pojokan sejak dua menit yang lalu.
Ayolah bisakah mereka berhenti memanggilnya adek?. Menggelikan mengingat El lebih sering di panggil dengan nama panggilannya langsung.
Panggilan adek membuatnya terlihat seperti bocah di bawah umur. Padahal memang iya.
Gadis dengan seragam khas pegawai itu mengamati penampilan El dari wajah sampai kaki yang mirip seseorang. Namun seragam yang di kenakannya membuatnya bernostalgia. Mengingatkan pada masa remaja nya dan dia.
"Cari Arion?" tanya gadis itu lagi. Badannya ramping, rambutnya di cepol dengan warna coklat dan di badannya menempel celemek coklat. Seragam yang di kenakannya menandakan bahwa ia adalah salah satu pegawai di sini. Tapi kelihatannya dia cukup akrab dengan Arion sampai memanggil bos nya dengan nama langsung.
"Sepertinya lo cukup akrab dengan Kak Arion," ucap El mengabaikan pertanyaan gadis itu. Panggilan El tidak sopan memang untuk memanggil orang yang lebih tua, tapi El tidak terlalu terbiasa dengan kata baku.
El melihat tanda pengenal gadis itu. Rasti Ardira.
Gadis ini yang El cari. Rasti tersenyum kecil. "Ya begitu lah," jawabnya, tidak merasa bingung dari mana gadis SMA ini tahu keakraban dirinya dengan Arion.
Sudah pasti itu terlihat dari Rasti yang memanggil Arion dengan nama panggilannya langsung tanpa embel - embel bosa atau pak.
Haha Pak? Rasti ingin tertawa guling - guling membayangkan dirinya memanggil bos muda super kakunya itu dengan sebutan 'Pak'.
"Dan seperti nya kamu ada hubungan dengan Arion," lanjut nya dengan suara yang terdengar aneh dan begitu di paksakan di telinga El.
"Gue nggak akan bertanya dari mana lo tau," El tersenyum kecil. Ya sudah tentu kalau gadis SMA ini tidak memiliki hubungan dengan Arion bagaimana bisa ia berkeliaran di cafe yang bahkan belum resmi di buka.
"Aku Rasti, kamu pasti adik dari Arion kan?"
"Bagaimana kalau teman Kak Arion?" pancing El yang tentu membuat Rasti tertawa geli.
"Dari wajah kamu, kamu lebih cocok jadi adik dari Arion, kalian cukup mirip tidak bahkan sangat mirip, sampai tinggi pun juga mirip," jawab Rasti. El sedikit berjengit kagum pada penalaran Rasti. Ia masih tersenyum kecil.
"Wow, pemikiran lo bahkan lebih luas dari kumpulan gadis berijasah SMA yang duduk di meja itu," ucap El sambil menujuk teman - teman Arion dengan dagunya.
"Akan aku anggap itu pujian, untuk ukuran orang yang tidak lulus SMA aku cukup pintar dan bangga akan hal itu," jawab Rasti bangga. "Ngomong - ngomong kalau kamu-"
"Santai aja kak, gue tau sekarang lo nggak nyaman sama gaya bicara lo," potong El berasa seperti seorang cenayang.
Rasti tertawa kecil, anak ini lumayan seru juga, pikirnya.
"Baguslah kalau lo tau, beramah tamah sangat menyusahkan," ucap Rasti di sela - sela tawanya.
"Kalau memang udah biasa nggak susah," tukas El.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...