USAHA

80 10 0
                                    

"Harusnya lo cakar aja wajah songong orang itu!" ujar Alvian kesal sambil menaruh jaketnya di pundak El. Lalu merapatkannya seolah menghalau dingin yang sebenarnya tidak benar - benar gadis itu rasakan.

"Nggak ada untungnya jika gue cakar dia sekarang," jawab El santai sambil mengunyah roti miliknya.

Alvian menghela nafas pelan, ia mengusap puncuk kepala El yang basah. Sedikit menyesal karen tidak mebawa handuk kecil, tisu atau apapun yang dapat mengeringkan rambut lembab gadis itu.

"Nanti jangan lupa di cakar!" ujarnya yang membuat El terkekeh kecil.

"Iyaa," jawabnya gemas. Gadis itu kemudian menyodorkan roti berselai kacangnya pada mulut Alvian. Sedangkan si pemilik, sibuk mengikat tali sepatu olahraganya yang akan siap menemaninya berlatih basket.

Alvian menerimanya dengan senang hati. Ia kemudian menepuk telapak tangannya sambil menatap ke arah lapangan basket indoor yang sepi.

"Capek sembunyi - sembunyi, bilang aja kuy," ucapnya sambil merangkul El santai.

El menghentikan kunyahannya lalu menoleh ke arah Alvian. "Apa nanti respon para siswa yang demen gosip?" tanya El sambil melanjutkan kunyahannya.

"Nggak perlu respon orang lain, toh yang jalani kita," jawab Alvian acuh.

Alvian mengambil botol minuman dingin milik El. Lalu menggantinya dengan minuman biasa yang tidak dingin.

"Ntar lo beku, udah kedinginan malah minum minuman dingin," ujarnya sambil membukakkan tutup botolnya sebelum di sodorkan pada El.

Ia kemudian menunjuk ke arah salah satu tempat yang terkena sinar matahari melalui celah atap.

"Duduk di sana aja, biar dapat sinar," suruhnya sambil memindahkan beberapa barang yang di bawa oleh El.

El hanya nengikuti, karena sekarang ia merasakan lumayan dingin. Si Reva memang menyusahkan.

"Gue kesana dulu ya," ucap Alvian sambil menunjuk ke pojok lapangan. Ke arah bola yang di letakkan oleh pelatih yang akan mereka gunakan.

Ia ingin sedikit melakukan pemanasa. Dan lagi pula, beberapa siswa nampak sudah memasuki lapangan basket. Akan aneh jika tom and jerry sekolah tiba - tiba akur.

Alvian berlari ke arah pojok lapangan, dan di ikuti oleh beberapa peserta basket lainnya yang muncul dan beberapa siswa yang mungkin hanya berniat untuk menonton.

El dapat melihat beberapa siswa perempuan yang mencuri lirik ke arahnya. Mungkin masih menerka kejadian tadi, atau menerka kenapa ia di sini? Bersama Alvian pula.

Tak lama kemudia cahaya matahari meredup, bukan karena matahari yang terlahang oleh awan. Tetapi karena seorang lelaki yang berdiri di hadapan El.

Itu Reino yang menatap tajam ke arahnya. Seolah kesal dengan keadaannya saat ini.

"Katanya lo nggak sekolah?" tanya El mengabikan tatapan tajam dari Reino.

Reino terlihat menghela nafas sambil berjongkok di depan El.

"Urusan gue udah selesai, gue kesini mau latihan doang," jawabnya.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang