EPILOG

669 28 9
                                    










  El menghela nafas pelan seraya meletakkan tas sekolahnya di atas kasur miliknya. Ia merebahkan dirinya di atas kasur.

Hari ini begitu panas. Dan sepanjang pelajaran berlangsung El berdoa agar bel pulang segera berkumandang.

El menatap coklat batang yang diberikan oleh Sella beberapa waktu yang lalu.

Ia pikir, Sella tidak serius mengatakan dirinya pindah sekolah.

"Maaf atas sikap gue ke elo, gue tau coklat nggak akan bisa mewakili rasa menyesal gue, tapi gue akan berikan hal lebih pantas sebagai permohonan maaf jika kita bertemu lagi."

"See you again El, dan thanks udah mau jadi teman gue."

Yah, sebenarnya dengan mengatakan permintaan maaf dengan tulus saja sudah cukup bagi El.

Dan sebagai balasan, El memberikan sebuah pelukan perpisahan untuk Sella. Bagaimana pun, El masih menjadi teman Sella.

El membuka bungkus coklat itu lalu menggingitnya besar.

"Lumayan," gumamnya seraya bangkit dari posisi rebahannya.

Ia berjalan menuju kamar mandi, berniat mencuci wajahnya yang terasa mengantuk.

Suara keran langsung memenuhi kamar mandi pribadi milik El. Ia segera membasuh wajahnya, namun ketika ia memejamkan matanya air keran tak terasa lagi mengalir.

El mengernyit lalu membuka matanya. Dan anehnya air keran masih menyala seperti biasanya.

Ia mengedikkan bahunya lants kembali mencuci wajahnya. Dan air keran kembali mati.

El berdecak. Masih ada saja yang menjahilinya.

El berjengit kaget saat air di bathup menyala dengan sendirinya. Ia menatap ragu sejenak.

Apakah ada makhluk astral disana?

El mengedikkan bahunya. Lalu berjalan menghampiri keran tersebut untuk mematikannya.

Namun sebelum El menyentuh keran tersebut air tersebut mati dan El merasakan tarikan pada tubuhnya hingga membuat ia menjauh dari bathup yang tiba - tiba berlumuran darah.

El akhirnya menyadari satu hal. Sesuatu mengintipnya dari jendela samping kasurnya.

Sosok itu menatap tajam ke arahnya. Menyeringai dan terus merubah wajahnya semakin hancur untuk menakuti El.

Tetapi tiba - tiba gorden di kamar El tertutup dengan sendirinya.

Memberikan nuansa gelap dengan sedikit cahaya dari cela gorden.

Sesuatu berdiri dibelakangnya. Mendekat ke telinganya dan berbisik kepadanya.

El refleks menutup matanya. Mengepalkan tangannya menghalau rasa gugupnya.

"Buka matamu."

El membuka matanya dan refleks menoleh ke belakang.

Tidak ada apa - apa.

Hingga ia kembali menoleh kedepan. Matanya membulat. Kakinya mundur beberapa langkah.

"Aku datang untuk menagih janji mu.  Kau yang akan membantuku."

"Woah," gumam El tak percaya.
Ia menutup mulutnya sendiri, alih - alih merasa takut setelah melihat hantu.

Ganteng banget, apakah dia malaikat?

Untuk pertama kalinya, seorang hantu laki - laki meminta tolong kepadanya.

Dan sepertinya, misteri di hidup El tidak akan berhenti di situ saja.

Masih ada mereka yang berkeliaran di sekitarnya.

Misteri terus berlanjut, tidak akan berhenti dengan mudahnya.























ADA YANG PENASARAN DIA SIAPA?  KALAU PENASARAN CEK AJA DI CERITA BARU GUE YANG JUDULNYA 'PAST AND PRESENT'

DI SITU MC NYA BEDA, TAPI EL MASIH MUNCUL KOK, HARUS MUNCUL MALAHAN.

DAN TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH BACA CERITA INI DARI AWAL SAMPAI AKHIR. ADA JUGA YA YANG TERTARIK WKWK.

AND SEE YOU IN THR NEXT STORY.














ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang