MOONLIGHT

166 19 0
                                    



  

   

"Kak lo bisa anter gue ke cafe milik Kak Rion dulu? Gue ada urusan sama Kak Rion sekalian ijin."

Satya menoleh ke arah El yang baru saja duduk di jok samping kemudi. Lalu matanya juga melirik sebentar ke arah jok belakang, di mana Arsi teman satu kelompok El yang juga baru masuk ke mobilnya dengan pipi merah dan senyum malu - malu kuda nya.

Kenapa dengannya? Apa blush on nya ketebelan sampai pipinya semerah itu?

Satya mengernyit saat gadis itu mengalihkan pandangannya saat matanya bersitubruk dengan mata tajam milik Satya.

'Apa gue terlihat seperti jelmaan hulk sampai dia takut gitu?'

Satya mengambil handphone nya sekilas sambil mengaca, memastikan wajahnya masih tampan alih - alih berwarna hijau.

'Ganteng kok, ah kacamata nya mungkin lumutan.' batin Satya heran.

"Kak Satya?" panggil El yang langsung menarik Satya dari pulau imajinasinya.

"H-ah? Apa?" tanya Satya terkejut.

El memicingkan matanya curiga, "Pasti ngehayal jadi personil ke tujuh BTS lagi ya?" tuduh El yang langsung mendapat toyoran manja dari Satya.

"Hah apaan lo, gue bukan tukang halu kayak lo!" tukas Satya.

"Enak aja ganteng - ganteng gini di bilang tukang halu," gerutu Satya.

Masalahnya di belakangnya ada orang lain, malu lah Satya aib nya di bongkar.

"Kak lo nanti nggak usah anterin gue kerumah Arsi deh, nanti lo telat nyari bahan nya," El kembali mengulangi kalimat yang sebelumnya ia katakan kepada Satya yang melamun.

Akhir - akhir ini Satya memang terlihat lebih banyak diam dari pada mengoceh seperti biasa.

Apakah dia sedang ada masalah, sariawan, atau dia anggota komunitas sadboy baru di sekolahnya?

Enggak deh kayaknya, seharusnya Satya tiap sabtu ngumpul di depan sekolah dengan teman - teman seper sadboyannya sambil menyanyikan lagu Rhoma Irama, judi. Alih - alih lagu galau.

Mereka nggak tau aja ith sekolah banyak penunggunya.

Satya menggeleng setelah beberapa saat meletakkan handphone nya kembali. Ia tersenyum menawan sampai membuat gadis di belakangnya seperti ikan mujair kehabisan nafas. Mangap - mangap butuh oksigen.

"Calm down little girl, gue udah nggak ada tanggungan, singkat cerita urusan bahan - bahan udah selesai, dan gue bisa nganterin lo ke rumah Santi," jawab Satya sambil tersenyum merasa keren karena berhasil mengatasi situasi sulitnya dengan baik.

"Siapa Santi Kak?" tanya El bingung begitu pun dengan gadis di belakang mereka yang sedari tadi eksistensi nya minta di hargai. Tapi sayang sekali, mungkin dia ditakdirkan menjadi kacang bawang di antara dua orang di depannya.

"Lah itu yang di belakang Santi kan namanya? Iya kan Santi?" jawab Satya sambil melirik ke arah Arsi. Bahu Arsi melorot putus asa. Nama saja tidak di ingat oleh kekasih halu nya ini apalagi wajahnya yang jujur menurutnya sendiri banyak di temukan di pasar tanah abang.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang