"DOOR!"
"Gue bukan pintu!" ujar El sambil berbalik, menatap Alvian yang menampilkan senyum lebarnya. "Gue ngagetin bukan nyebut pintu!" jawab Alvian.
El mengedikkan bahunya acuh, "Oh, makannya kalau ngo ngomong yang jelas, bialng dar--"
"Hatiku sangat kacauuu!" lanjut Alvian seraya bernyanyi kecil.
"Bibit virus masa kecil kurang bahagia ya gini!" cibir El.
"Hari minggu mau ikut nggak?" tawar Alvian sambil melirik ke arah El.
"Kemana?" tanya El sambil mengunyah permen kopiko yang di rasa sudah sangat kecil di mulutnya.
"Ke pantai selatan," jawab Alvian seray tersenyum jahil. Dan El menyahutinya dengan senyum jahil pula.
"Oke, gue bawa satu koper baju hijau," sambungnya, menyahuti gurauan Alvian.
"Gue sih sebenarnya mau ngajak lo ngerampok di pulau rintis sih, biar ketemu boibiboy," tawar Alvian.
"Nggak ah mau ketemu kapten Kaizo aja, keren tau," tolak El.
Alvian berdecak, "Emang seganteng apa sih orang itu?" tanya nya heran. Perasaan setiap wanita yang di tanyainya selalu mengatakan bahwa itu adalah karakter favorite mereka.
Gantengan mana sama Adudu?
"Gantengan mana sama Papa Zola?" sambungnya yang membuat El melotot.
"Ih jauh mah, masak Papa Zola yang mirip bola ping pong itu di sandingin sama Kapten Kaizo!" sewotnya.
"Oh berarti masih gantengan gue dong!" ujar Alvian seraya tersenyum songong.
"Alvian adalah definisi dari perpaduan sempurna antara sotoy dan narsis!"
"Enak tuh kalau di makan anget - anget!" celetuk Alvian.
"Itu mah soto setan!"
"Nyamber mulu lo kayak gledek!" sewot Alvian pada Leon, temannya dari kelas 12. Satu tingkat dengan Reino.
Leon menjulurkan lidahnya seraya berjalan menjauh. Kapok ia berdampingan dengan dua orang itu akibat kenangan pahitnya menjadi serangga di antara mereka berdua.
Suatu saat akan ia balas, tunggu saja sampai ia punya pacar sendiri bukan ngakuin pacar orang lagi.
"Mau ikut nggak?" Alvian memecah keheningan singkat di antara mereka.
"Kemana emang?" tanya El sambil menoleh sekilas ke arah Alvian.
"Kemah ke puncak," sahut Alvian seraya mengembangkan senyumnya.
Senyum jahilnya yang sayangnya sangat menawan di mata para gadis.
Sontak El menginjak kaki Alvian sampai lelaki itu mengerang kesakitan.
"Setan emang, itu mah di selenggarakan oleh sekolah bego, wajib di ikuti!" seru El kesal padahal tadi dia sudah serius.
Alvian mengelus punggung kakinya sebentar lalu kembali melepaskannya. Mengejar kucing manisnya yang sudah berjalan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELSSIE AND HER STORY
Teen FictionMereka pikir semuanya ada pada El gadis tomboy berparas cantik itu. Hidupnya lengkap. Lengkap dengan materi, Lengkap dengan otak cerdas, DAN yang paling penting, Lengkap dengan masalah. Orang - orang bilang hidupnya itu sempurna, mereka selalu bilan...