FAKE

72 7 0
                                    



Alisa.

Reva menggunakan Alisa sebagai media. Dia memiliki video Meisya.

El benar. Berita Meisya di sekolah memang mereda karena Reva yang di skors dan di keluarkan dari club jurnalistik. Itu membuat para siswa percaya bahwa berita yang di sebarkan oleh Reva itu palsu. Tapi Reva tidak berhenti sampai di situ.

Gadis itu memang sangat menyebalkan.

Arvan menyandarkan kepalanya di tanaman yang di gunakan sebagai hiasan yang menutupi seluruh tubuhnya. Dua orang di balik sana tidak akan melihat Arvan duduk di balik tanaman berbentuk dingding itu.

Tidak menyadari bahwa ada satu sosok yang mendengarkan pembicaraan mereka dengan perasaan berkecamuk.

Sedih dan kecewa. Arvan ingin menangis saja sekarang. Terlebih salah satu orang itu sangat ia percaya tidak mungkin melakukan semua ini.

"Lo memilih pilihan yang tepat."

"Mungkin pikiran El perlu agak di alihkan supaya dia tidak fokus belajar."

"Lo udah tahu caranya?"

"Meisya." Gumam salah satu gadis.

"Meisya?"

"Ohh berita itu memang sedikit membuatnya sibuk, tapi berita itu sudah mereda jadi mungkin lo bisa gunain sarana lain."

"Lo ingin ngehancurin teman lo?"  sahut salah satu dari mereka dengan nada dingin.

"Hah? Oh dia bukan teman gue lagi. Dia juga nggak peduli."

"Gue punya saran. Lo tau Alvian dekat sama El kan? Dan katanya Alvian sudah mempunyai tunangan. Dan El masih mendekati Al-"

"Lo benar - benar bermuka dua."

Sella gadis yang sedari tadi mendominasi pembicaraan menghentikan bibirnya saat mendengar suara yang amat familiar di telinganya.

Ia mendongak. Menatap terkejut ke arah teman sekelasnya yang di kenal humoris itu.

Arvan. Si moodboster yang kini terlihat mengerikan.

Sella menatap sedikit takut tatapan datar dan tajam dari Arvan yang jarang di keluarkan lelaki itu.

"Urus urusan lo sendiri!" ketus Sella sambil berdiri dari duduknya.

"Gue punya banyak saran jika lo mau!" lanjutnya mengabaikan kehadiran Arvan.

"Kenapa nggak lo lakuin sendiri!" ketus Alisa yang merasa kepalanya pusing mendengat ocehan Sella sedari tadi. Dirinya sedang berfikir, tetapi gadis ini malah mengacau.

"Karena dia terlalu pengecut!"

Sella yang baru ingin menjawab menatap tajam ke arah Arvan. Tangannya terkepal, merasa terpancing dengan perkataan lelaki itu.

"Lo terlalu takut di cap sebagai teman tak tau diri karena mengkhianati temannya sendiri!"

"Lo ngegunain orang lain buat jalani rencana lo agar bukan lo yang kena imbas buruknya!"

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang