GADIS ITU

199 17 0
                                    






Tuk tuk tuk.

Ella menoleh ke arah pintu balkon. Ia memegang tengkuknya yang merinding. Dari tadi serasa sangat aneh.

Apa rumah pamannya ini berhantu? Tanyanya pada diri sendiri.

Suara - suara aneh yang selalu berdatangan sangat mengacau konsentrasinya.

Tuk tuk.

Suara itu kembali muncul. Ella berdiri dari duduknya. Beranjak mendekati balkon. Namun baru sampai di pintu. Ia kembali menarik langkahnya.

Bagaimana jika sosok perempuan dengan rambut panjang itu lagi?

Tadi dia liha dari belakang saja memyeramkan. Bagaimana jika bertemu secara langsung?

Tuk tuk tuk.

Ella mencengkram celananya. Periksa tidak ya? Kalau di periksa ia takut. Tapi kalau tidak di periksa ia penasaran.

Ella menggelengkan kepalanya. Tidak, sekarang yang terpenting adalah rasa penasarannya. Masalah keselamatan, bisa di pikirkan besok saja.

Ia membuka balkon lalu melangkah keluar. Tak lama kemudian setelah Ella tidak terlihat. El segera keluar dari kamar mandi. Lalu dengan langkah pelan berjalan menuju pintu.

Di sini ia harus pandai - pandai menggunakan kesempatannya.

Ceklek.

El segera berjalan keluar, ia tidak menutup pintunya. Hanya menyisakan sedikit celah. Biarkan saja Ella merasa aneh dan ketakutan sepanjang malam.

Bila perlu El sumpahi di teror sama hantu saking kesalnya dengan gadis penghasut itu.

El berjalan mengendap. Kemudian menuruni tangga.

Pertanyaannya. Apa di sini aman? Bagaimana dengan asisten rumah tangga itu?

Ting tong.

El menarik tubuhnya bersembunyi di balik tanaman hias besar di samping tangga. Sedikit mengintip ke arah asisten rumah tangga yang berjalan tergopoh ke arah pintu utama.

'Alvian.' Batin El terkejut seraya menatap ke arah lelaki yang kini menatap lurus kedalam rumah. Alvian juga menyadari kehadirannya.

Lelaki itu mengkode untuk segera pergi mumpung si asisten rumah tangga perhatiannya teralihkan.

Begitu merasa aman. El segera bergegas menuju dapur dengan langkah sepelan mungkin. Tak lupa menoleh ke kanan kiri, belakang seperti seorang maling.

"Permisi, spesial delivery."

"Pff the delevery guy," ejek El seraya berjalan menuju pintu belakang.

Di sana sudah menunggu Reyhan yang menjulurkan tangannya kepada El.

El segera memanjat dingding dengan bantuan Reyhan.

Sekali lagi ia melihat ke kanan dan kiri.

Aman. Lalu mereka melompat dengan Reyhan terlebih dahulu lalu El.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang