MOTIVATION

73 6 0
                                    


El melirik ke arah jalanan yang cukup asing dari kaca mobil milik Alvian.

"Kita mau kemana sih?" tanya El penasaran sambil melirik ke arah dua orang di jok belakang yang juga sedari tadi bingung.

Alvian hanya tersenyum sekilas. "Ke tempat di mana membuat semuanya membaik," jawab Alvian yang membuat ketiga remaja itu semakin bingung.

Membuat semuanya membaik?

"Apa itu restoran? Perut gue laper dari malam belum makan," celetuk Arvan seraya mengelus perutnya yang keroncongan.

Reyhan memutar bola matanya malas. Lelaki di depannya sudah membuatnya malas. Dan tingkah bodoh Arvan malah semakin membuat dirinya malas. Lelaki yang sebentar lagi menginjak usia tujuh belas itu lantas membuang pandangannya ke arah luar mobil.

Alvian melempar senyum pada lelaki yang kerap kali ia akui adik itu.

"Tenang, ini lebih baik dari sekedar perut lapar. gue jamin rasa lapar lo langsung hilang," jawabnya dengan tetap memperhatikan jalanan yang terlihat lenggang.

Ting.

Alvian melirik pada handphone nya yang di pegang oleh El. Gadis itu pun refleks menoleh kepadanya meminta pendapat akan ia apakan pesan dari seseorang itu.

"Dari siapa?" tanya Alvian sambil menghentikan mobilnya di lampu merah.

"Dari.. Tasya?" jawab El sambil menatap nomor berprofil seorang gadis itu.

Siapa Tasya?

Alvian menoleh sekilas. Lalu tangannya segera mengambil alih handphone nya. Bisa gawat kalau El tahu.

Masalahnya bahan pembicaraan mereka itu Aidan.

Dia pergi.
Kemungkinan pulangnya malam.

Yakin?
Nanti gue kesana dia nongol
lagi.

Iya.
Orang dia sendiri yang
bilang kek gitu.

Kadang omongan lelaki
suka nggak bisa di percaya lho

Maksud lo, omongan
kadal macam lo?
Gue tau Aidan sibuk.
Jadi gue juga percaya dia
kemungkinan pulangnya
malam.

Lo udah kayak istri
yang di tinggal dinas
ke luar kota oleh suami aja

Oke.
thanks info nya.

Alvian menarik sudut bibirnya. Ia meletakkan handphone nya di dashboard mobil.

Ia harap semuanya lancar. Ia hanya ingin semuanya membaik.

"Siapa Tasya?" tanya El yang sedari tadi gatal ingin bertanya.

"Rekan kerja," jawab Alvian seraya melirik sekilas ke arah El.

"Yakin?"

Alvian berdecak sambil terkekeh kecil. "Kalau nggak yakin nggak mungkin gue jawab begitu," sahutnya seraya kembali menjalankan mobilnya.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang