THE STORY

145 17 0
                                    

"Thanks Arsi," El membenarkan letak tas sekolahnya sambil menatap Arsi dengan senyum di bibirnya.

Arsi menggeleng semangat, "Nggak papa kok," ucapnya. Walau pun dia sempat ingin berteriak betapa frustasi nya dia menunggu kedatangan El tadi. Tapi asalkan...

"Nanti gue bantu," ucap El. "Tapi ya, gue bantu ngemudahin jalannya doang, masalah lo jadian apa nggak sama Kak Satya itu sih urusan Tuhan, nggak jamin gue," lanjut El.

Arsi memberikan jempolnya kepada El, ia menuntun El memasuki rumah bergaya minimalis nya.

"Tenang, yang penting gue bisa deket aja, kalau jadi ya syukur kalau nggak ya it's okay," jawab Arsi.

"Mau minum dulu?" tanya Arsi setelah tiba di ruang tengah rumahnya. El menggeleng, ya kali dia harus minum lagi, memang perutnya gentong apa?.

"Nggak usah, gue numpang kamar mandi aja," tolak El halus.  Arsi mengagguk, ia membenarkan letak kacamatanya lalu menuntun El menuju ke arah kamar mandi.

El segera masuk kedalamanya, mengganti pakaian seragamnya dengan pakaian yang sudah ia bawa secara khusus. Memakai topinya setelah memasukkan rambut panjangnya ke dalam hoddie hitam yang di pakaianya.

Dirasa selesai, ia kembali menemui Arsi, meminta izin sekaligus berterimakasi atas jasa kamar mandi nya.

"Si, thanks ya, gue pergi sekarang aja," ucapnya.

"Iya, hati - hati El," balas Arsi yang sedang menonton televisi.

El memberikan jempolnya, lalu mengotak - atik handphone nya sebentar.

Ting

El tersentak sambil menoleh ke arah dalam rumah.

'Buset gede banget suara notif nya," batin El heran sambil menggelengkan kepalanya.

El menghela nafas singkat, lalu mematikan handphone nya. Memasukkannya kedalam saku tasnya lalu menatap ke arah sekitar. Memastikan si keras kepala Satya sudah pergi.

El mengamati penampilannya dari bawah sampai atas. El tersenyum, dia sudah seperti transgender menjadi laki - laki saja. Dan semoga ia tidak bertemu Satya atau orang menyebalkan lainnya.

El mengadahkan kepalanya ke atas saat sampai di halte bis dekat rumah Arsi.

Tuhan, biarkan El menyelesaikan misinya.

Biarkan El segera mendapat kebebasannya.

El akan segera menemuinya, menemui Alvira untuk menyelesaikan segalanya.

***

Perkiraan cuacanya buruk, pakai payung gue aja kalau lo masih di sekolah, siapa tahu nanti hujan.

-Arsella.

Reyhan menghela nafas, ia membuang sticy note berwarna orange itu di dalam bak sampah yang tak sengaja di temuinya. Ia menatap payung berwarna biru yang sengaja di tinggalkan seorang gadis untuknya.

Arsella. Gadis itu sekarang begitu terlihat. Meisya mungkin menyangka Reyhan tidak menyadari perasaan Sella. Dan itu sebelumnya benar.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang