THE TWINS

120 13 0
                                    








Arion mengamati mereka yang satu - persatu meninggalkan cafe tersebut. Ia menatap lelaki berjaket hitam dan topi hitam yang menutupi wajahnya. Lelaki itu berdiri di pojokan, seakan tidak ingin terlihat menonjol. Padahal dengan penampilan seperti itu pasti akan menarik mata siapa saja.

Dia memang sudah cocok menjadi pemeran perampok jika tidak di lihat latar belakang keluarganya.

Dia Pemimpi KingLion  sekaligus..

"Aidan," gumam Arion tanpa sadar. Ia hanya iseng ke tempat yang di beritahukan oleh si mata - mata cerdik.

Alvian memberikan informasi beberapa tempat yang selalu di hadiri oleh KingLion dan salah satunya di sini. Tetapi Aidan di sini kemungkinan besar sangat jarang kata Alvian. Karena lokasi terlalu dekat dengan dia dan Papanya.

Karena salah satu markas KingLion ada di sekitar sini.

"KingLion memiliki beberapa markas, pusatnya di Surabaya."

"Jakarta Utara, Jakarta Pusat di situ juga ada markas mereka."

"KingLion mendirikan sanggar pencak silat dan pusat belajar olahraga lainnya, seperti basket, voli, mungkin, tapi cabang - cabangnya masih abu - abu gue ketahui."

"Menurut gue ya, Bang Aidan jarang di sini, karena terlalu dekat sama rumah dan keluarga lo!"

"Kalau lo nemu dia di sini berarti lagi beruntung."

"Tapi Bang, jangan lo salah gunain info dari gue ya, ntar lo serang lagi markas mereka."

Bocah itu, di kira Arion punya waktu untuk itu? Tugas kuliah aha keteteran, sok - sokan mau nyerang markas orang.

Lumayan juga kemampuan bocah itu.

Bahkan mungkin dia sudah dekat dengan beberapa anggota KingLion.

Mereka semua pergi, hanya menyisakah lima orang yang menatap ke arahnya. Tepatnya ke arah mobil Mercedes Benzs miliknya yang diam di pinggir jalan.

Dia sedikit gugup sekaligus senang, akhirnya ia bisa bertemu dengan saudara kembarnya. Tidak bisa di pungkiri, Arion sangat merindukan lelaki itu.

Tok tok.

Kaca mobil Arion di ketuk dari luar oleh salah seorang dari mereka. Lelaki lainnya sudah memandanginya layaknya memandangi begal yang siap menyerang mereka.

Hey apakah begal menaiki mobil mewah? Lagi pula cari mati namanya jika membegal anak Gang motor yang jelas - jelas masih bersama teman - temannya yang lain.

"Om? Are you baik? Butuh bantuan?"

Arion melotot terkejut.

What the hell? Om?

Are you sure about that?

Siapa dia berani memanggil Arion om?. Bahkan Arion rasa dirinya lebih tampan tiga kali lipat dari pemilik suara cempreng itu.

"Heh jangan panggil om!" tegur temannya.

ELSSIE AND HER STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang