4- Dia Telah Kembali

402 67 14
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933


Agha membuka lembar demi lembar berkas yang baru saja diantarkan oleh sekretarisnya saat pintu ruang kerjanya di buka dan sang ibu masuk.

Asparini segera mengambil duduk di seberang sang putra alih-alih di sofa santai seperti kebiasaannya.

Agha menaikkan satu alisnya tak menutupi keheranannya yang kemudian melepaskan kacamata baca dan meletakkan berkas. "Ada apa, Ma. Tumben?"

Asparini menghela napas Panjang yang seolah dari tadi tertahan di kerongkongan. "Mama tadi dapat info dari Ratih." Ratih adalah penanggung jawab salon milik Asparini.

"Info apa?" tanya Agha masih keheranan. Informasi seperti apa yang sampai bisa mempengaruhi kebiasaan sang ibu.

"Info wow."

"Wow bagaimana?" tanya sambil lalu yang mulai tidak tertarik.

Agha lalu menuduk dan hendak meraih berkasnya kembali lalu ia urungkan saat satu nama terucap dari sang ibu. Siapa lagi kalau bukan Radjini.

"Radjini?!"

"Iya. Mama nggak bohong. Jelas tadi Ratih bilang begitu."

"Dan Ratih tahu dari mana."

"Nah ini dia sumbernya. Mama sebetulnya percaya tidak percaya. Sekaligus juga takut dengan reaksimu," katanya yang kini berhati-hati.

Agha rasanya mulai paham kenapa kebiasaan mamanya berubah. Menghilangnya Radjini merubah tidak hanya dirinya tetapi seluruh anggota keluarga Danayaksa.

"Dia ...."

"Bilang saja, Ma. Tapi aku juga tidak janji untuk tidak emosi," ujarnya dingin dan acuh tak acuh walau seribu persen penasaran. Namun ia banyak belajar untuk tidak mengumbar emosi dan keinginan seperti dulu lagi. Apa yang akan ia lakukan sudah lebih perhitungan dan semakin sedikit orang yang tahu semakin baik.

"Radmila."

Agha berdecak jengah mendengar nama itu kembali disebut. Hubungannya dengan istri keduanya itu sedang tidak baik-baik saja. Bahkan mereka sedang masa pisah ranjang dan tampaknya wanita itu mulai membual sekarang.

"Kamu tidak marah? Kamu tidak percaya?"

"Tidak," jawabnya dingin.

"Bukannya kamu mau menceraikan Jini begitu dia kembali?"

"Selama dia belum muncul di depanku, aku tidak percaya."

"Coba saja kamu tanya Radmila."

Agha mendengkus jengah. Berurusan kembali dengan anggota keluarja Prawiro tidak ada dalam daftarnya selain urusan bisnis, tentu saja.

"Kamu harus segera menyelesaikan urusan dengan anak-anak keluarga Prawiro."

"Kalau Jini memang muncul aku akan selesaikan urusan diantara kami. Dia harus bertanggung jawab dengan kepergiannya tanpa pesan." Tentu saja kalimat terakhir hanya ia simpan dalam hati, rencana Agha terhadap Radjini sama sekali tidak diketahui siapapun bahkan anggota keluarganya.

Semua rasa bercampur jika mengingat wanita itu. Wanita yang merupakan anak bungsu dari keluarga Bayu Prawiro dan sempat mengarungi biduk rumah tangga dengannya selama satu tahun sebelum menghilang.

Asparini melirik sang anak sekilas sebelum mengangkat ponselnya yang berdering.

"Angkat saja," ujar Agha melihat keraguan dari rauh wajah sang mama dan seketika bisa menebak siapa yang sedang menghubungi.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang