23A CILAKA DUA BELAS

95 17 1
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Mobil yang dikendarai oleh Agha terparkir di halaman kantor Tigor.

"Ayo turun," ajak Agha.

Radjini menatap bimbang ke arah pintu kantor Tigor. Dirinya sebetulnya tidak enak hati. Bingung bagaimana reaksi Tigor jika dirinya menarik surat lamaran pekerjaan sementara pria itu bahkan sudah repot-repot mencarikan tempat tinggal dan banyak menasehatinya. Radjini tidak pernah melupakan kebaikan Tigor dan Tiur yang bahkan memperbolehkan ia tinggal di Los depan kedai buah mereka. Jika orang itu bukan dirinya, Radjini yakin pasti sudah diusir.

"Ayo," ulang Agha yang kini seraya mencondongkan tubuh membantu melepaskan kait sabuk pengaman dan mencuri cium pipi Radjini.

Radjini reflek mengusap pipinya bekas kecupan Agha. "Abang ih ngagetin."

"Habis kamu melamun. Pasti mikirin Tigor?!" ujar Agha asal dengan wajah pura-pura cemberut.

Radjini lalu menepuk lengan atas kirinya. "Kok, tahu? Ih Abang hebat banget tahu loh... Ini lagi mikirin Bang Tigor."

Kali ini Agha terhenyak dengan jawaban Radjini dan benar-benar cemberut, ia pun jelas merasa cemburu juga tak menyangka mendapatkan jawaban sejujur itu. Tapi ia pun segera ingat jika tidak boleh menunjukkan kemarahan di depan Radjini.

Agha mengusap sisi wajah Radjini. "Kamu nggak boleh mikirin laki-laki lain selain Abang Agha."

Radjini kini mengerutkan dahinya berpikir apa arti dan maksud perkataan Agha. "Aku kalau nggak mikir terus gimana memutuskan?"

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang