23F CILAKA DUA BELAS

101 15 1
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

"Nah, Ini nggak boleh terus kerja di sana. Walau bener banget Ini pingin kerja di kantor. Tapi seperti yang Abang bilang juga. Nggak bisa 'kan bawa mesin jahit nanti berisik kasihan yang lain terganggu. Karyawan lain maksudnya. Jadi Ini itu dibelikan mesin dan disewakan ruko unt—" Radjini menghentikan penjelasannya yang terpotong dan diam saat merasakan rekaman samar di pinggulnya dari Agha.

Ucapan Radjini terpotong dengan suara Agha yang menimpali, "Intinya saya tidak memperbolehkan istri saya untuk bekerja. Terlebih dia masih menjalani perawatan. Saya yakin Anda sudah tahu keadaannya dulu."

Agha sengaja menjeda kalimatnya sampai Tigor mengangguk.

"Saya rasa perlu evaluasi lagi tentang kelayakan."

Tigor semakin tegang dan kini mencondongkan tubuh ia sampai tak sadar duduk maju sampai tapi sofa coklat di ruang penerimaan tamu.

"Bagaimana Pak?"

"Apa Anda tidak memeriksa riwayat para pencari kerja?"

"Kami memeriksa." Tigor menjawab sampai terbata-bata.

"Lalu kenapa orang yang masih dalam tahap perawatan seperti istriku ini bisa melamar. Bahkan dia cerita bahwa Anda yang awalnya mengusulkan dia untuk mengajukan lamaran di sini."

"Itu karena saya murni kasihan dengannya."

"Saya sedang tidak bertanya, Bapak Tigor Manurung. Besok orang saya akan memeriksa ulang semua pelamar yang berasal dari agency Anda. Dan urusan pinalty karena pemutusan kontrak kerja sepihak yang dilakukan Radjini. Besok akan diurus oleh asisten saya. Terima kasih atas waktunya."

Radjini melemparkan pandangan ke arah Windy. Windy pun menatap ke arahnya takut-takut karena faktanya ia yang membantu Radjini mengisi surat lamaran pekerjaan.

Agha, Radjini, Tantri dan Windy segera pergi dari kantor Agha. Sudah ada beberapa pegawai Tigor yang penasaran dengan kedatangan Agha itu.

Mereka heran bagaimana bisa Presiden Direktur bisa menginjakkan kaki di agency mereka. Ketampanan Agha sudah tidak diragukan lagi. Pria blesteran unik dan irit senyum itu bisa begitu lembut dengan seorang Radjini yang mereka tahu pasti penyintas ODGJ.

"Bang, benarkan lihat ini gambarmu," kata Radjini dengan riang menunjuk poster resort dengan Agha sebagai modelnya.

Agha hanya mengusap belakang kepalanya dengan sayang. Radjini yang riang ini membuat hatinya yang sempat geram kembali sedikit mengurai kesal. Ia tahu wanitanya melakukan itu karena merasa tidak nyaman dengan ucapan kerasnya kepada Tigor tadi. Radjini yang saling bertatapan dengan Windy tadi tak luput dari perhatiannya.

"Masih punya poster itu nggak?" tanya Radjini begitu sudah duduk di bangku depan.

"Kamu mau untuk apa?"

"Untuk dipajang di kamar."

"Sudah ada foto pernikahan kita, untuk apa brosur promo itu."

"Yah."

Agha menekan earpodnya. "Shinta, tolong cek ulang semua pelamar yang dikirim dari agency milik Tigor Manurung. Agency Cipta Karya."

Radjini menoleh ke belakang dan Tantri serta Windy kompak memberi kode dengan telunjuk menempel di bibir yang terkatup rapat.

Sementara itu Tigor langsung lemas di sofanya pikirannya langsung bekerja untuk menganalisa segala kemungkinan. Jangan sampai mereka memutuskan kerjasama. Persaingan rekruitmen saat ini sangat ketat dan bersaing dengan kualitas sumber daya.

"Maaf Bang. Bu Shinta dari HRD Aksa Persada menyambung di line dua."

"Cilaka dua belas."

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang