49 B. KURANG AJAR

55 14 4
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Bayu menghela kesal. "Aku sudah bilang 'kan, belajarlah mengendalikan emosimu."

"Aku jengkel karena dia menyinggung si Jabang Bayi. Anak itu berharga untukku kamu tahu itu."

"Kamu pasti membanding-bandingkan dia dengannya."

Nimala menatap Bayu sengit. "Jadi aku yang salah sekarang? Aku yakin jika anak kita terlahir selamat dia pasti tidak akan seperti Radmila."

"Semua sudah takdir Mala. Tidak semua hal bisa kita kendalikan, tapi soal Radjini aku pasti akan menemukan cara untuk menjatuhkan Agha. Apalagi proyek resortnya belum selesai 'kan, aku akan memulai dari sana."

"Apa rencanamu?"

Bayu bangkit dengan senyum sinis. "Aku akan beritahu nanti jika sudah tiba saatnya. Aku akan telepon Devan dulu menanyakan langkah yang akan dia ambil."

*

Beberapa jam sebelumnya di kantor Devan.

"Wah, ada angin apa Pak Bayu Prawiro datang ke sini?" sapa Devan dari balik kursi kerjanya.

Bayu mengulum senyum dan segera duduk di seberang pria muda itu tanpa ditawari terlebih dulu. "Aku senang pada akhirnya kamu tidak lagi mabuk-mabukkan. Kamu tahu hal itu tidak baik."

"Tumben sekali mau menasehati saya. Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku tidak akan basa-basi lagi, apa kamu sudah bertemu dengan Radjini lagi?"

"Apa Om lupa, dengan pertemuan terakhir kita. Saya sudah bilang kalau Radjini bersama dengan Agha."

"Aku tidak lupa. Hanya saja aku tanya lagi apa kamu sudah bertemu lagi dengannya?"

"Jika sudah ketemu, apa mungkin saya tidak terpuruk seperti sekarang?"

Bayu mengedikkan bahu, "Aku tidak tahu, hanya kamu yang tahu jawabannya. Lagi pula setahuku saat Radjini kabur dulu, kamu sama sekali tidak terpengaruh."

Devan tersenyum kecut. "Apa iya, saya harus umumkan kepada semua orang bahwa saya terpuruk dan hancur? Bagaimana nanti dengan usaha saya? Bisa-bisa investor kabur karena CEOnya mengalami tekanan batin sebab patah hati, hanya karena seorang wanita. Nggak lucu 'kan?"

"Tapi kamu mencintai Radjini 'kan? Setidaknya masih mengharapkan dia kembali."

Devan bangkit dan menggebrak meja. "Cinta. Tentu saja cinta dan siapa yang punya andil memisahkan kami?!" Matanya menatap Bayu penuh kemarahan. Devan yang tanpa pengaruh alkohol masih sama mengesalkan seperti saat pria itu di klub.

Bayu paham yang dimaksudkan oleh Devan dan membalas, "Kamu tidak bisa menyalahkan kami. Situasi kami pun tidak baik saat itu. Tapi jangan lupa, bahwa Radjini pun setuju menggantikan Mila dalam pernikahan itu."

"Itu karena kalian. Radjini terlalu baik dan penurut. Dia anak yang berbakti. Saking berbaktinya hingga mengesampingkan kebahagiaanya yang jelas mempengaruhi masa depan kami. Apa kalian tidak memikirkan hal itu?"

Bayu menghela napas panjang dan membalas, "Bagaimana jika aku bisa mengembalikan Radjini kepadamu? Tapi ada syaratnya."

Devan kembali duduk dan bersandar menatap tajam kepada Bayu. "Apa syaratnya?"

"Bantu aku memulihkan perusahaan atau kamu bisa mengakuisisi, bagaimana?"

"Memangnya rencana apa yang sudah Om, susun?"

"Saat ini belum, tapi akan segera aku temukan. Berikan aku nomor telepon Tigor."

*

Radmila menangis tersedu begitu sang bunda meninggalkan pavilun itu. Ia pun berjalan tertatih hendak menutup pintu saat mendengar suara mobil sang ayah memasuki pelataran rumah. Radmila bertekat untuk menemui sang ayah dan menjelaskan apapun yang ingin didengar kedua orang tuanya supaya tidak ada lagi salah paham. Bagaimana mungkin mereka bisa membuangnya, dirinya sudah tidak memiliki apa-apa selain kedua orang tuanya.

Namun apa yang dirinya dengar dari percakapan kedua orang tuanya, saat membuka pintu samping membuat dirinya terpaku di tempat dan menutup mulut tak percaya.

Menghancurkan Agha dan memaksa Radjini untuk pulang, apa sebenarnya rencana mereka? Apa yang sedang terjadi, apakah ada yang luput dari perhatiannya?

Radmila menyadari keengganannya untuk pulang adalah salah satu sebab dirinya banyak ketinggalan informasi tetapi dirinya pun tidak menduga jika orang tuanya akan kembali mengusik Radjini.

Untuk apa?

*

Bayu masuk ke dalam ruang kerjanya dan segera menghubungi Tigor. "Halo Tigor. Maaf mengganggu malam-malam."

"Ya Pak Bayu, ada yang bisa saya bantu?"

"Aku tahu, kamu selama ini ada berhubungan dengan anakku."

"Anak, siapa ya?" Tigor bingung karena sama sekali tidak mengenali keluarga Bayu Prawiro. Dirinya sudah menyimpan nomor telepon Bayu karena Devan sudah memberitahu terlebih dahulu.

"Radjini."

"Radjini? Dia anak, Bapak?" Tigor jelas terkejut mendapati fakta ini.

"Iya."

"Wah ... saya benar-benar nggak menyangka."

"Yah, begitulah. Ceritanya panjang. Aku hanya ingin tahu, apa kamu punya nomornya?"

"Maaf Pak, nomornya sudah ganti. Beberapa waktu lalu, istri saya menghubungi tetapi nomornya sudah tidak aktif."

"Bisa minta lagi. Siapa tahu jika aku yang menghubungi dia akan angkat. Tidak ada anak yang tidak kangen dengan orang tuanya, bukan?"

"Oh, iya Pak. Saya berikan sekarang."

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang